P.T. X yang merupakan perusahaan berskala internasional memiliki dua tipe mesin untuk proses produksinya, yaitu mesin maker dan mesin combiner. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnnya, P.T. X dituntut untuk meningkatkan produktifitas mesinnya untuk memenuhi demand yang ada. Metode failure mode and effect analysis (FMEA) telah banyak diterapkan untuk mengelola risiko. Dalam penelitian ini, FMEA dipakai untuk memprioritaskan pemborosan (waste) mana yang paling mengganggu produktifitas mesin combiner berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola perusahaan. Selanjutnya, metode Fishbone diagram dan 5-whys dipakai untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang menghambat produktifitas mesin combiner tersebut. Wawancara lanjutan dilakukan untuk mendapatkan countermeasure dari setiap akar permasalahan yang diperoleh. Pada bagian akhir, pihak manajemen perusahaan diminta untuk memberikan penilaian pada WPN akhir dari setiap permasalahan yang teridentifikasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif solusi yang telah diambil. Penurunan signifikan pada WPN menunjukkan efektifitas dari countermeasure untuk meningkatkan produktifitas mesin combiner.