Herman Herman
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Formulasi Tablet Chlorpheniramine Maleat (CTM) dengan Pati Ampas Tahu Sebagai Bahan Pengisi Dalam Pemanfaatan Limbah Tahu di Samarinda: Formulation of Chlorpheniramine Maleat (CTM) Tablets from Soybean Curd Residue Starch as a Fillers in Utilization Soybean Waste at Samarinda Nurdewi Halik; Dewi Mayasari; Herman Herman
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 16 (2022): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v16i1.670

Abstract

Ampas tahu adalah hasil sisa pemerasan gilingan kedelai pada produk tahu yang memiliki karbohidrat tinggi sehingga dapat dikelola menjadi pati yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pengisi pada sediaan tablet. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pati ampas tahu sebagai bahan pengisi pada sediaan tablet Chlorpheniramine Maleat. Pati ampas tahu dibuat dengan cara perendaman dengan KOH 0,1% dan pengeringan, selanjutnya diidentifikasi sifat fisik dan kimia pati ampas tahu. Pati ampas tahu kemudian di formulasikan menjadi sediaan tablet dengan perbandingan pati ampas tahu dan avicel PH 102 yaitu F1 (34:62), F2 (62:34), F3 (48:48), F4 (20:76), F5 (76:20) dengan metode kempa langsung. Hasil identifikasi sifat fisik dan kimia pati ampas tahu berupa serbuk, berwarna putih kecoklatan, berbau khas tahu, tidak memiliki rasa, mengandung karbohidrat pada uji iodin, memiliki pH 5,41, kadar air 5,27 dan kadar abu 2,73. Hasil evaluasi kualitas serbuk dan sifat fisik tablet menunjukkan bahwa F2 sebagai formula tablet Chlorpheniramine Maleat (CTM) terbaik.
Efek Toksik Pemberian Ekstrak Etanol Daun Mekai (Albertisia papuana Becc.) Terhadap Mencit: Toxic Effects of Mekai (Albertisia papuana Becc.) Leaf Ethanol Extract on Mice Febrianto Ubang; Vita Olivia Siregar; Herman Herman
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 16 (2022): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v16i1.672

Abstract

Daun mekai merupakan tanaman khas Kalimantan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Dayak secara tradisional sebagai terapi untuk penyakit seperti hipertensi, stroke, kanker. Secara ilmiah daun mekai memiliki potensi sebagai anti plasmodium, antibakteri dan antifungi. Saat ini penelitian dan pengembangan daun mekai sebagai kandidat obat baru masih terus berlanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek toksik pemberian ekstrak etanol daun mekai berdasarkan kematian, tanda toksisitas, perubahan berat badan, dan indeks organ. Mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kontrol (NaCMC) dan 4 kelompok dosis ekstrak etanol daun mekai (5000, 10000, 15000, dan 30000 mg/KgBB). Masing-masing diamati dalam rentang waktu 30, 60, 120, 180, dan 240 menit setelah pemberian ekstrak etanol daun mekai. Pengamatan dilanjutkan hingga 14 hari untuk mengamati gejala toksik, perubahan berat badan dan kematian serta mencit dibedah setelah 14 hari untuk diamati organnya. Berdasarkan hasil penelitian efek toksik pemberian ekstrak etanol daun mekai memberikan pengaruh pada mencit uji berdasarkan tanda toksisitas, indeks organ dan kematian dengan nilai LD50 31,5723 g/KgBB namun tidak memberikan pengaruh terhadap berat badan mencit.
Hubungan Pelayanan Informasi Obat dengan Pengetahuan dan Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi di Puskesmas Kerang Kecamatan Batu Engau: The Relationship between Drug Information Services and the Knowledge and Level of Compliance of Hypertension Patients at the Kerang Community Health Center, Batu Engau District Dayuh Anggun Mandalika; Herman Herman; Nisa Naspiah
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 18 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v18i1.702

Abstract

The World Health Organization (WHO) states that hypertension is an increase in systolic pressure greater than or equal to 160 mmHg and/or diastolic pressure equal to or greater than 95 mmHg. According to data obtained from the Kerang health center for the 2022-2023 period, the total prevalence at the health center was 5,393 with a total population of 12,902. One way to overcome hypertension is to increase patient knowledge and compliance with treatment by providing Drug Information Services. The aim of this research is to determine the characteristics, knowledge and level of compliance, determine drug information services and determine the relationship between drug information services and the knowledge and level of compliance of hypertensive patients. The method used is observational analysis with data collection using a prospective approach using medical record data and interview results. The results of the research on the characteristics of the majority of patients were in the late adult phase, 25.4%, 70.1% were female, 59.7% had elementary school education and 64% worked as housewives. The level of compliance of hypertensive patients is still low with a percentage of 59.80% and the level of knowledge of hypertensive patients is also in the low category with a percentage of 52.24%. Drug information services that are often provided only include the name of the drug, preparation, dosage, how to use, storage and side effects. and a significant value was obtained for the Knowledge Level with a correlation value of 0.344 and the Compliance Level with a correlation value of 0.649. Keywords: Hypertension; Drug Information Services; Compliance and Knowledge Abstrak Salah satu cara untuk menanggulangi hipertensi adalah meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien dalam pengobatan dengan cara pemberian Pelayanan Informasi Obat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan dan tingkat kepatuhan, mengetahui pelayanan informasi obat serta mengetahui hubungan pelayanan informasi obat dengan pengetahuan dan tingkat kepatuhan pasien hipertensi. Metode yang digunakan adalah observasional analisis dengan pengambilan data secara pendekatan prospektif menggunakan data rekam medik dan hasil wawancara. Hasil penelitian karakteristik pasien mayoritas masuk fase dewasa akhir sebesar 25,4%, berjenis kelamin perempuan sebesar 70,1%, berpendidikan SD sebesar 59,7% dan berprofesi sebagai IRT sebanyak 64%. Tingkat kepatuhan pasien hipertensi masih rendah dengan presentase 59,80% dan tingkat pengetahuan pasien hipertensi juga termasuk kategori rendah dengan presentase 52,24%, pelayanan informasi obat yang sering diberikan hanya nama obat, sediaan, dosis, cara pakai, penyimpanan, dan efek samping dan diperoleh nilai signifikan pada Tingkat Pengetahuan nilai korelasi sebesar 0,344 dan Tingkat Kepatuhan dengan nilai korelasi sebesar 0,649. Kata Kunci: Hipertensi; Pelayanan Informasi Obat;Kepatuhan dan Pengetahuan
Karakteristik Teh Herbal Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dan Daun Salam (Syzygium polyanthum) Sebagai Antioksidan: Characteristics of Kersen Leaf (Muntingia calabura L.) and Bay Leaf (Syzygium polyanthum) Herbal Tea as Antioxidants Nurfitri Nurfitri; Herman Herman; Maryam Jamila Arief
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 18 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v18i1.717

Abstract

Antioxidants can protect body cells from damage caused by free radicals. Free radicals can damage cells and body tissue. The body has natural antioxidants but not in large quantities so the body needs antioxidants that come from outside. Antioxidants from outside the body can come from various natural ingredients native to Indonesia which have potential as antioxidants, one of which comes from cherry leaves (Muntingia calabura L.) and bay leaves (Syzygium polyanthum). This research aims to determine the antioxidant activity of cherry leaf (Muntingia calabura L.) and bay leaf (Syzygium polyanthum) herbal tea so that people can use it as an alternative source of antioxidants. The data collection method is carried out using instruments in the laboratory. The research results showed that cherry leaves (Muntingia calabura L.) and bay leaves (Syzygium polyanthum) were identified as containing alkaloids, flavonoids, saponins, tannins and terpenoids. Simplicia's characteristic data meets the requirements of SNI (Indonesian National Standards). As well as the IC50 value of herbal tea, cherry leaves (Muntingia calabura L.) were found to be 1,39 µg/ml and bay leaves (Syzygium polyanthum) 1,72 µg/ml, which means they have very strong antioxidant activity because the IC50 value is <50. Keywords: Characteristics, Herbal tea of ??cherry leaves (Muntingia calabura L.) and bay leaves (Syzygium polyanthum), Antioxidants, IC50 value Abstrak Antioksidan dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan radikal bebas. Radikal bebas dapat merusak sel serta jaringan tubuh. Tubuh memiliki antioksidan alami tetapi tidak dalam jumlah besar sehingga tubuh membutuhkan antioksidan yang berasal dari luar. Antioksidan dari luar tubuh dapat berasal dari berbagai macam bahan alam asli Indonesia yang memiliki potensi sebagai antioksidan, salah satunya berasal dari daun kersen (Muntingia calabura L.) dan daun salam (Syzygium polyanthum). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dari teh herbal daun kersen (Muntingia calabura L.) dan daun salam (Syzygium polyanthum) agar dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber alternatif antioksidan. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kersen (Muntingia calabura L.) dan daun salam (Syzygium polyanthum) teridentifikasi mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, dan terpenoid. Data karakteristik simplisia telah memenuhi syarat SNI (Standar Nasional Indonesia). Serta nilai IC50 dari teh herbal didapatkan daun kersen (Muntingia calabura L.) yaitu 24,9344 µg/ml dan daun salam (Syzygium polyanthum) 48,9666 µg/ml yang berarti memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat karena nilai IC50 nya <50. Kata Kunci: Karakteristik, Teh herbal daun kersen (Muntingia calabura L.) dan daun salam (Syzygium polyanthum), Antioksidan, nilai IC50.
Aktivitas Antimikroba Ekstrak dan Fraksi Kulit Batang Banitan (Monocarpia kalimantanensis): Antimicrobial Activity from Extract and Fraction of Banitan Stem Bark (Monocarpia kalimantanensis) Otsuka Khaera Nurmala; Fahriani Istiqamah Jafar; Herman Herman
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 18 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v18i1.720

Abstract

Banitan (Monocarpia kalimantanensis) is a plant that grows in the Samboja area, East Kalimantan. Antimicrobial activity extract and fractions of banitan stem barks against Staphylococcus aureus, Escherichia coli, and Candida albicans has never been done. This study aims to determine the yield and antimicrobial activity produced by banitan bark extract and fractions (n-hexane, ethyl acetate and n-butanol) against Staphylococcus aureus, Escherichia coli, and Candida albicans. Antimicrobial activity was assayed by agar well diffusion method using 5 concentration groups of the extract and fractions of banitan stem bark, namely 0,625%; 1,25%; 2,5%; 5%; and 10% with chloramphenicol and ketoconazole as positive control and DMSO 10% as negative control. The diameter inhibition zone value of ethanol extract, n-hexane, ethyl acetate and n-butanol fractions at the concentration 10% for Staphylococcus aureus were 13,63; 9,08; 21,18; 6,05 mm, Escherichia coli were 14,46; 9,93; 21,97; 6,90 mm and Candida albicans were 11,85; 18,09; 19,36; 13,17 mm. The ethyl acetate fraction showed the highest inhibitory activity at a concentration of 10%. Keywords: Monocarpia kalimantanensis, antimicrobial Abstrak Banitan (Monocarpia kalimantanensis) adalah tanaman yang tumbuh di daerah Samboja, Kalimantan Timur. Aktivitas antimikroba ekstrak dan fraksi kulit batang banitan terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba yang dihasilkan oleh ekstrak dan fraksi (n-heksana, etil asetat dan n-butanol) dari kulit batang banitan terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans. Aktivitas antimikroba diuji dengan metode difusi agar kertas cakram menggunakan 5 kelompok konsentrasi yaitu 0,625%; 1,25%; 2,5%; 5%; dan 10% dengan kloramfenikol dan ketokonazol sebagai kontrol positif dan DMSO 10% sebagai kontrol negatif. Ekstrak etanol, fraksi n-heksana, etil asetat dan n-butanol dengan konsentrasi 10% mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus sebesar 13,63; 9,08; 21,18; 6,05 mm, Escherichia coli sebesar 14,46; 9,93; 21,97; 6,90 mm dan Candida albicans sebesar 11,85; 18,09; 19,36; 13,17 mm. Fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas penghambatan paling tinggi pada konsentrasi 10%. Kata Kunci: Monocarpia kalimantanensis, antimikroba
Kajian Potensi Interaksi Obat pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di RSUD Inche Abdoel Moeis Samarinda Periode Tahun 2021: Study of Potential Drug Interactions in Urinary Tract Infection Patients at Inche Abdoel Moeis Hospital Samarinda for the 2021 Period Nia Audina; Juniza Firdha Suparningtyas; Herman Herman
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. SE-1 (2023): Spesial Edition J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5iSE-1.2051

Abstract

Urinary Tract Infection (UTI) patients generally have co-morbidities, which allows many drugs to be prescribed. The increasing combination of drugs used can lead to an increased risk of drug interactions, which potentially affect the success of patient treatment therapy. This study aims to determine the potential for drug interactions that occur in the treatment of inpatient UTI patients at Inche Abdoel Moeis Samarinda Hospital for the 2021 period. This research is a retrospective descriptive study using a purposive sampling technique and the mechanism of drug interactions and the severity of the interaction are analyzed using Drug Interaction Checker on the drug.com website and the Medscape app. The results of the study of 45 medical records of UTI patients who met the inclusion requirements showed that there were 14 potential drug interactions found with potential pharmacokinetic and pharmacodynamic mechanisms, and there were results of the severity of drug interactions consisting of minor, moderate, and major. Keywords: Urinary tract infection; Drug interactions; Inpatient Abstrak Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) umumnya memiliki penyakit penyerta sehingga memungkinkan banyak obat yang diresepkan. Meningkatnya kombinasi obat yang digunakan dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya interaksi obat, yang secara potensial mempengaruhi keberhasilan terapi pengobatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat yang terjadi pada terapi pengobatan pasien ISK rawat inap di Rumah Sakit Inche Abdoel Moeis Samarinda periode tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif secara retrospektif dengan teknik purposive sampling serta mekanisme interaksi obat dan tingkat keparahan interaksi dianalisis menggunakan Drug Interaction Checker pada situs drug.com dan aplikasi Medscape. Dari hasil penelitian 45 rekam medik pasien ISK yang telah memenuhi syarat inklusi menunjukan bahwa terdapat potensi interaksi obat yang ditemukan sebanyak 14 kejadian dengan mekanisme potensi interaksi secara farmakokinetik dan farmakodinamik, serta terdapat hasil tingkat keparahan interaksi obat yang terdiri dari minor, moderate, dan mayor. Kata Kunci: Infeksi saluran kemih; Interaksi obat; Rawat inap