Penetapan aturan social distancing berikut penutupan sekolah dan tempat hiburan anak selama penyebaran wabah COVID-19 menimbulkan kesulitan bagi anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Keterbatasan akses ini menimbulkan kekhawatiran yang tinggi pada orangtua dengan anak yang memiliki diagnosa autisme karena kemampuan sosial anak ASD dapat menurun apabila tidak diberikan jumlah stimulasi sosial yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian di beberapa negara maju, virtual reality (VR) dilihat sebagai sebuah platform yang efisien, aman dan menarik bagi anak-anak dengan gangguan spektrum autisme untuk dapat melatih keterampilan sosialnya secara online. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, Universitas Pertamina bekerjasama dengan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran untuk membangun aktivitas berbasis VR yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan sosial pada anak dengan diagnosa autisme. Aktivitas akan dirancang dalam bentuk permainan interaktif yang dapat menstimulasi kemampuan interaksi anak, seperti kemampuan untuk berempati, memusatkan atensi visual dan auditori ke lawan bicara, mengikuti instruksi verbal, mematuhi aturan dan menyelesaikan konflik sosial. Hasil dari program pengabdian kepada masyarakat ini di kemudian hari dapat digunakan sebagai alat bantu di dalam kegiatan terapi sosial oleh para profesional, seperti psikolog dan terapis yang bekerja dengan anak berkebutuhan khusus. Selain itu, orangtua dari anak autis juga dapat memanfaatkan alat ini untuk menstimulasi kemampuan anaknya di rumah.