Kebutuhan ruangan yang dapat menampung berbagai aktifitas dilahan yang terbatas, dengan batasan aturan terkait koefisien lantai bangungan (KLB) dan koefisian dasar bangungan (KDB), menyebabkan bangunan dibangun berada dibawah permukaan tanah asli (basement). Konsekuensi yang harus diambil selain biaya yang besar adalah permasalahan teknis terkait metode dan risiko. Hal paling sulit dalam metode konstruksi basement adalah menentukan metode dinding penahan tanah yang cocok. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan Analisa dan mitigasi terhadap risiko sebelum menentukan pilihan metode konstruksi. Analisa dan mitigasi risiko dilakukan dengan menggunakan metode gabungan kualitatif dan kuantitatif berdasarkan sampel pada proyek bangunan gedung yang telah selesai dikerjakan, sedang dikerjakan dan akan dikerjakan. Sampel data diolah dengan Analisa Hazard Identification Risk Assessment Determine Control (HIRADC), Adapun penentuan keputusan dilaksanakan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian ini memberi masukan kepada pemangku kepentingan dalam menentukan pilihan yang cocok jika ingin melaksanakan pekerjaan konstruksi dinding penahan tanah untuk lantai basement, pada bangunan gedung tinggi