Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Optimalisasi Penataan Ruang Melalui Sosialisasi Kebijakan dan Peraturan Perundang-Undangan di Kabupaten Majalengka Iwan Satibi; Yaya Mulyana; Ediyanto; Yayan Andri
JURNAL ABDIMAS SERAWAI Vol. 2 No. 3 (2022): Jurnal Abdimas Serawai (JAMS)
Publisher : Program Studi Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Bengkulu 

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.183 KB)

Abstract

  Abstract: Community service is an effort to improve the quality of human resources. including broadening horizons, knowledge, and in order to improve skills carried out by academics as proof of dharma filial piety and implementation of forms of caring to play an active role in improving the quality of human resources and increasing welfare. Postgraduate Postgraduate Public Policy and Administration Masters Program at Pasundan University carries out Optimization of Spatial Planning through Socialization of Legislation in Majalengka Regency. Participantsin the Socialization of Policies and Legislation in the Spatial Planning Sector in Majalengka Regency are all stakeholderssuch as: government agencies, institutions, community leaders, and entrepreneurs. The socialization activities yielded results, namely the socialization of a number of regulations and policies related to spatial planning, business permits, space utilization and so on. Socialization of Spatial Planning Policies and Legislation in Majalengka Regency was carried out well as a whole by the Regional Government. Of course, in this case it is necessary to coordinate between related agencies so that problems regarding spatial planning and investment activities can be synchronized. The socialization provided to all stakeholders can increase knowledge about spatial planning, foster community understanding and responsibility in implementing spatial planning and more importantly all stakeholders can participate in carrying out development in accordance with spatial planning objectives. After carrying out this socialization, all relevant stakeholders can understand the implementation of risk based business licenses in relation to the Spatial Planning policy in Majalengka Regency.  
STRATEGI KEBIJAKAN PENATAAN INFRASTRUKTUR IBU KOTA BARU (STUDI KASUS DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA) Yaya Mulyana; Bambang Agus Diana; Ridho Harta; Yayan Andri
Kebijakan : Jurnal Ilmu Administrasi Vol. 14 No. 2 (2023): Vol. 14 No. 2 (2023): Vol. 14 No. 2, Juni 2023
Publisher : Program Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik, Pascasarjana, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/kebijakan.v14i2.8324

Abstract

Berkaitan dengan rencana pemindahan Ibu Kota Baru menarik daya semangat baik pemerintah Provinsi maupun pemerintah daerah untuk terus gencar melakukan pembangunan infrastruktur sebagai prasarana penyangga Ibu Kota Baru, dalam pembangunan infrastruktur tentunya menjadi tanggung jawab bersama baik Pemerintah Pusat, Provinsi, Maupun daerah. Dalam hal ini membutuhkan suatu kerjasama yang kolaboratif dalam mempersiapkan Infrastruktur sebagai Strategi dalam penataan Infrastruktur ibu Kota Baru. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Strategi Kebijakan Penataan infrastruktur Ibu Kota Baru (Studi Kasus Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur). Tujuan lain dari penelitian ini adalah dapat memecahkan masalah, berupa strategi kebijakan dengan model kolaborasi antara pemerintah dengan pemerintah, maupun pemerintah dengan Swasta atau dengan masyarakat dalam menata dan mempersiapkan infrastruktur untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Baru. Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Guidance theory yang digunakan adalah dari Ansell dan Gash (2007:558-561) Mengemukakan 5 Tahapan proses kolaborasi. Hasil Penelitian dapat di tarik kesimpulan bahwa Strategi Kebijakan Penataan Infrastruktur Ibu Kota Baru (Studikasus di Kabupaten Penajam Paser Utara). Kolaborasi yang berlangsung antar stakholders terkait Kepala Otorita, Bapennas, PUPR, KLHK, BUMN, Pemerintah Prov. Kaltim, Pemerintah Kab. PPU, BUMD, Akademisi, Komunitas, Tokoh adat serta masyarakat, sudah berjalan dengan baik walupun belum optimal berdasarkan proses Kolaborasi yang di kemukakan Ansell dan Grash antara lain, 1).Face to face dialogue, 2).Trus Building, 3). Commitment to the process, 4). Shared Understanding, 5). Intermediate outcomes. Sisilain dalam proses penataan infrastruk Ibu Kota Baru menunjukkan progres yang baik walaupun belum optimal dimana peran fartisipasi masyarakat belum sepenuhnya di libatkan, Pengawasan belum maksimal di kewatirkan terjadi hal-hal yang tidak di harapkan apalagi dalam pembangunan Infrastruktur ini memakan anggaran besar, kehewatiran warga yang terdampak masih belum lepas atas paradigma-paradigma seperti terpinggirkan atau termarjinalkan oleh pendatang walaupun persiapan dalam rangka meningkatkan mutu SDM terus di lakukan oleh pemerintah pusat, daerah maupun setempat. Adapun temuan konsep baru dalam penelitian ini adalah pengawasan partisipatif, yang akan memperkuat indikator Proses kolaborasi selain , 1).Face to face dialogue, 2).Trus Building, 3). Commitment to