Pembangunan selama ini ternyata belum sepenuhnya memberikan perhatian terhadap pembangunan yang berkeadilan dan memihak kepada kelompok minoritas, salah satunya adalah penyandang disabilitas, sementara jumlah penyandang disabilitas di Indonesia terus meningkat. Paradigma yang ada dimasyarakat difabel masih dipandang sebelah mata, dipinggirkan atau tidak dianggap ada. Pada difabel dalam satu hal tidak dapat disamakan dengan orang yang diberi kesehatan fisik. Semangat untuk membangun gerakan desa mandiri dengan pelayanan prima melahirkan pemikiran tentang desa inklusi, yaitu desa yang terbuka, dialogis, merangkul, dan toleran. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk rintisan Desa Inklusi, desa yang ramah pada penyandang difabel, agar memperoleh layanan yang sesuai pada semua bidang. Metode yang digunakan dengan observasi, focus group discussion. Hasil yang dicapai dari program ini yaitu pembentukan roadmap jangka panjang dan video siteplan Rintisan Desa Inklusi.