Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) berisiko tinggi mengalami stunting dan pertumbuhanlinear yang buruk. Lima tahun pertama kehidupan adalah periode emas untukperkembangan kognitif dan fisik; pertumbuhan dan perkembangan pada usia ini akanmemberikan landasan bagi perkembangan selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan antara berat badan bayi saat lahir dengan kejadian stunting diPuskesmas Payungrejo tahun 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah balita berada di wilayah PuskesmasPayungrejo. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah balita yang berusia 1 bulansampai 59 bulan yang hadir pada saat Posyandu di wilayah Puskesmas Payung Rejo,sebanyak 57 balita. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus – September 2022.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang diajukankepada Ibu balita. Analisis data bivariat menggunakan uji Spearman rank. Hasil daripenelitian ini adalah jumlah balita yang berusia 1-23 bulan sebanyak 35 balita (61,4%),balita yang memiliki berat badan rendah saat lahir sebanyak 5 balita (19,4% dan balita yangmengalami stunting sebnayak 9 balita (15,8%). Hasil statistic menunjukkan p-value 0,009(p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan saat lahirdengan kejadian stunting.