Tanaman kacang hijau sebagai tanaman pangan yang seringkali difungsikan sebagai tanaman sela dalam pola penanaman padi pada sawah tadah hujan. Kondisi kering musim kemarau saat penanaman kacang hijau membutuhkan perhitungan kebutuhan air bagi tanaman untuk tetap mendapatkan produksi tanaman yang optimal. Pupuk organik cair seperti bioslurry dapat dimanfaatkan sebagai peningkat ketersediaan hara bagi tanaman dalam pertumbuhannya tanpa memberikan efek samping buruk pada lingkungan serta degradasi lahan sawah pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interval penyiraman dan dosis terbaik dalam menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Vigna radiata L. var. Vima-3) yang tinggi. Penelitian dilakukan di greenhouse dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro pada Maret – Mei 2022. Rancangan percobaan menggunakan faktorial 3 x 4 dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 ulangan. Faktor pertama yaitu interval penyiraman (1 hari, 2 hari, dan 4 hari). Faktor kedua yaitu pemberian pupuk bioslurry cair (0 L/ha, 300 L/ha, 900 L/ha, 1500 L/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interval penyiraman berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap semua parameter kecuali berat kering akar. Pemberian pupuk bioslurry cair berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap semua parameter kecuali indeks panen, berat kering akar, dan nisbah tajuk akar. Pengaruh Interaksi menunjukkan bahwa antara perlakuan interval penyiraman 1 hari (I1) dan perlakuan dosis bioslurry cair 900 L/ha (P2) nyata (P<0,05) menghasilkan luas daun tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa interval penyiraman 2 hari dengan dosis bioslurry cair 900 L/ha memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau tertinggi.