Aprilia Ruby Wikarti
Mandarin Education Department, Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Jakarta.

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Cakrawala Mandarin

KESETARAAN HANYU SHUIPING KAOSHI LEVEL V-VI DENGAN CEFR PADA KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA MANDARIN Ayu Trihardini; Aprilia Ruby Wikarti; Deaneira Cantika Islami; Nurul Hanifah; Ferdinand Hironimus
Jurnal Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia (Jurnal APSMI) Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Cakrawala Mandarin
Publisher : Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36279/apsmi.v7i1.262

Abstract

Keberagaman sistem pendidikan di setiap negara dengan keberagaman identitas serta budaya, menuntut pembelajaran bahasa asing di era disrupsi teknologi yang bermobilitas intens memiliki standar tingkat penguasaan. Common European Framework of Reference for Languages (CEFR) merupakan kerangka acuan umum yang digunakan di dunia untuk pembelajaran bahasa asing. Dengan digunakannya standar CEFR sebagai standar kelulusan di lingkungan FBS UNJ serta terkaitnya standar HSK pada konteks penguasaan bahasa Mandarin, maka penelitian mengenai kesetaraan HSK dengan CEFR mutlak diperlukan.Tulisan ini membahas mengenai kesetaraan HSK V-VI dengan CEFR pada keterampilan berbicara bahasa Mandarin, yang merupakan tahap ke 2 dari penelitian R&D. Mempertimbangkan hasil penelitian sebelumnya, CEFR yang diacu pada penelitian ini berada pada rentang B1, B2, C1, dan C2. Berdasarkan hasil penelitian, kesetaraan antara HSK V-VI dengan CEFR pada keterampilan berbicara dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Materi ajar keterampilan berbicara HSK level V setara dengan CEFR level B1 hingga C1, HSK level VI setara dengan CEFR level B1 hingga C2; (2) Materi soal HSKK level mahir setara dengan CEFR level B1 hingga C2.Hasil penelitian ini secara terintegrasi dapat menjadi dasar bagi Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia (APSMI) dalam mengusulkan kesetaraan HSK dengan CEFR versi pengajar bahasa Mandarin di Indonesia, sehingga APSMI berperan dalam penetapan standar pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia. Hasil penelitian ini juga mempertegas perwujudan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam kaitan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).