Agus Setiawan
Teknik Unisda Lamongan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : DEARSIP: Journal of Architecture and Civil

PENGARUH DERAJAT KEJENUHAN TANAH LEMPUNG TERHADAP PERILAKU PENURUNAN TANAH STUDI KASUS DI JALAN POROS DESA BADURAME Umar Shodiq; Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 3 No 01 (2023): Mei 2023
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/dearsip.v3i01.4183

Abstract

Tanah lempung adalah jenis tanah kohesif yang mempunyai sifat yang sangat kurang menguntungkan dalam konstruksi teknik sipil. Salah satunya adalah terjadinya penurunan tanah yang apabila mengalami pembebanan diatasnya maka tekanan air pori akan naik sehingga air pori ke luar yang menyebabkan berkurangnya volume tanah. Kemudian akan terjadi penurunan signifikan pada tanah yang akan mempengaruhi berkurangnya daya dukung tanah untuk menahan beban yang ada di atas tanah tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap daya dukung tanah antara lain adalah derajat kejenuhan. Derajat kejenuhan adalah perbandingan antara volume air dengan volume pori dari suatu tanah. Meningkatnya jumlah air yang dikandung oleh suatu tanah akan menyebabkan volume tanah meningkat namun kepadatan tanah tersebut akan menurun. Untuk itu perlu dilakukan pengujian pengaruh derajat kejenuhan terhadap perilaku penurunan tanah. Desa Badurame sendiri merupakan desa yang mayoritas pekerjaanya adalah seorang petani yang pastinya disekitar jalan tersebut dikelilingi oleh sawah dan juga ladang sehingga ketika saatnya panen diantaranya, panen ikan air tawah, panen padi ataupun hasil ladang lainnya akan dimuat menggunakan mobil pengangkut. Dari sini dapat disimpulkan bahwasanya tidak hanya karena faktor terkikisnya air sungai disekitar jalan, namun dengan adanya mobil pengangkut hasil panen tersebut juga menjadi faktor penurunan tanah pada jalan poros desa Badurame. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melelui beberapa tahapan yaitu: uji sifat fisik tanah dan uji konsolidasi. Pada penelitian ini didapatkan hasil tanah lempung yang digunakan sebagai sampel penelitian berasal dari Dusun Badu Desa Badurame Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan termasuk dalam kategori tanah lempung berbutir halus ( fraksi yang berukuran lebih kecil dari 0,075mm adalah lebih besar dari 50% ). Pola grafik penurunan tanah yang diberi pembebanan adalah dari 1,25 cm sampai dengan 2,24 cm dalam kurun waktu selama 15 hari. Pengaruh derajat kejenuhan terhadap penurunan tanah didapatkan hasil Cv sebesar 0.238 cm/detik, Cc sebersar 0.0183, dan aV sebesar 34,20 cm/kg. Pada penelitian ini disampaikan pada presentase derajat kejenuhan terendah tanah organik dalam kondisi baik pada pengujian konsolidasi.
Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Peningkatan Jalan Menggunakan Metode Time Cost Trade Off dengan Penambahan Jam Kerja dan Jumlah Alat(Studi Kasus: Jalan Betoyo-Dagang Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik) Intan Mayasari; Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 1 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/dearsip.v1i1.2528

Abstract

Keterlambatan proyek merupakan permasalahan yang sering terjadi. Keterlambatan ini sangat merugikan pihak-pihak yang terkait, baik itu kontraktor maupun pemilik proyek itu sendiri. Namun keterlambatan tak bisa terelakkan karena pada setiap pelaksanaan terdapat berbagai kemungkinan yang dapat menyebabkan keterlambatan. Pekerjaan peningkatan jalan Betoyo-Dagang Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, juga mengalami kendala. Yakni keterlambatan kontraktor dalam menyelesaikan progres pekerjaan. Pekerjaan ini dijadwalkan akan selesai pada akhir tahun. Pada realita di lapangan progres tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Dapat dipastikan proyek ini akan mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya. Salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi keterlambatan proyek adalah dengan melakukan percepatan. Akan tetapi, percepatan tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Dengan melakukan sebuah percepatan, maka biaya pelaksanaan proyek akan bertambah. Oleh karena itu, percepatan harus diperhitungkan secara teliti agar durasi proyek tepat pada waktunya dan biaya yang dikeluarkan tidak membengkak. Untuk mencegah terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek pekerjaan peningkatan jalan Betoyo-Dagang Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Dalam hal ini peneliti melakukan analisis percepatan proyek dengan menggunakan metode Time Cost Trade Off. Dengan menentukan titik kritis pekerjaan proyek pekerjaan Peningkatan Jalan Betoyo-Dagang kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Dengan menggunakan metode PDM (Precedence Diagram Method) dibantu dengan software Microsoft Project. Menentukan crash duration dan crash cost pada pekerjaan tersebut. Dengan menggunakan dua alternatif yakni penambahan jam kerja dan penambahan jumlah alat berat. Kemudian ditentukan cost slope dari kedua alternatif tersebut, baru dilakukan analisis pertukaran waktu dan biaya dengan time cost trade off . Langkah selanjutnya menentukan waktu pekerjaan yang paling optimum, dengan biaya terefisien. Durasi dan biaya normal proyek adalah 135 hari dengan biaya Rp. 9.490.499.000. Sedangkan jika proyek mengalami keterlambatan maka durasi yang dibutuhkan 162 hari dengan biaya Rp. 9.668.128.600. setelah dilakukan analisis percepatan menggunakan metode Time Cost Trade Off dengan penambahan jam kerja, yakni durasi menjadi 134,3 hari dengan biaya setelah percepatan Rp. 9.581.528.000. Durasi dan biaya setelah dilakukan analisis percepatan menggunakan metode Time Cost Trade Off dengan penambahan alat berat, yakni durasi menjadi 132,6 hari. Dengan biaya setelah percepatan Rp. 9.582.026.000. Durasi dan biaya paling optimum yang harus diterapkan yakni dengan percepatan menggunakan penambahan jam kerja.
ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH DI WILAYAH KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN Agus Setiawan; endang suciati
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 3 No 02 (2023): November 2023
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/dearsip.v3i02.5215

Abstract

Water is a water resource that is indispensable for living things both to meet their needs and to sustain life naturally. The higher a person's standard of living, the higher the demand for water. The population of Maduran Subdistrict continues to increase from year to year, which has an impact on increasing water demand. This study aims to calculate the water demand of Maduran Subdistrict for 2032 with 10 year projection. In this study, the projection of water demand is based on primary and secondary data. The projection of water demand for Maduran Subdistrict uses 2 analysis methods, namely the arithmetic method and the geometric method. From the results of the analysis obtained that the total population growth of Maduran Subdistrict in 2032 is 38,761 people. Based on this population, the clean water demand of Maduran Sub-district in 2023 is 52.22 L/dt. While the maximum daily water demand is 57.44 L/dt, the current water availability can serve until 2032.