Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

CEMARAN BAKTERI Eschericia coli DALAM BEBERAPA MAKANAN LAUT YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KOTA PONTIANAK Sari, Rafika; Apridamayanti, Pratiwi
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.377 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v2i2.28

Abstract

Makanan laut merupakan salah satu jenis makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Tingginya kandungan protein dan air serta pH-nya yang mendekati netral menjadikannya media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri sehingga menyebabkan makanan laut cepat mengalami proses pembusukan. Mengkonsumsi makanan laut yang telah terkontaminasi bakteri hidup atau toksin yang dihasilkannya dapat menyebabkan keracunan makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kontaminasi bakteri koliform E.coli sebagai indikator pencemaran pada makanan laut dan memberikan informasi kelayakan dan keamanan konsumsi dari makanan laut di dua pasar tradisional terbesar di daerah Pontianak.  Sampel yang digunakan adalah ikan, sotong dan udang. Penelitian terhadap sampel dilakukan menggunakan uji Most Probable Number (MPN) yang dilengkapi dengan uji biokimia untuk mengidentifikasi jenis bakteri pada sampel melalui penanaman bakteri pada media agar Lactose Broth (LB) dan Briliant Green Lactose Bile Broth (BGLB). Hasil penelitian menunjukkan bakteri koliform E.coli terdeteksi pada 100% sampel dengan nilai MPN  yang tidak memenuhi kriteria kelayakan konsumsi, yakni >3/g, dengan nilai paling terbesar dimiliki oleh sampel sotong yang dijual di kedua pasar tradisional, yakni 220/g. Hasil uji biokimia menunjukkan sampel positif mengandung E.coli dengan terbentuknya cincin berwarna merah pada media uji.
PELATIHAN PEMBUATAN SABUN CAIR LIDAH BUAYA PADA KELOMPOK ASPELIYA PONTIANAK Robiyanto, Robiyanto; Sari, Rafika; Apridamayanti, Pratiwi; Untari, Eka Kartika
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2017): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.571 KB)

Abstract

Kecamatan Pontianak Utara merupakan pusat industri di Kota Pontianak yang salah satunya dikenal sebagai produsen minuman lidah buaya. Hasil samping produk olahan lidah buaya adalah kulit lidah buaya yang sering tidak dimanfaatkan oleh pihak produsen. Limbah kulit lidah buaya diketahui memiliki potensi sebagai antibakteri. Tujuan kegiatan pengabdian adalah untuk memanfaatkan limbah kulit lidah buaya menjadi sabun cair dalam bentuk pelatihan kepada produsen industri rumah tangga lidah buaya yang tergabung dalam kelompok Aspeliya (Asosiasi Pengusaha Lidah Buaya) Kota Pontianak. Formulasi sabun cair lidah buaya terdiri dari infusa kulit lidah buaya 30%, basis terdiri dari 3 minyak (minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak dengan perbandingan 1:1:1), asam stearate 2%, HPMC 3%, gliserin 18,75%, larutan KOH 10%, BHT 0,02%, dan akuades ad 100 ml. Uji pH, uji kadar asam lemak bebas dan alkali bebas, uji organoleptik, tinggi busa, viskositas serta bobot jenis dilakukan setelahnya. Saat pelatihan, peserta diminta untuk praktik langsung membuat sabun cair dengan bimbingan dari narasumber. Pelatihan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan penyebaran kuesioner. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian yaitu seluruh peserta merasakan manfaat dan termotivasi dengan adanya pelatihan. Para peserta juga berharap untuk mendapatkan pelatihan produk olahan lainnya untuk menambah pengetahuan. Kata Kunci: sabun cair, lidah buaya. AbstractPontianak Utara District is industrial centres of Pontianak city, one of them is known as aloe vera drink producing centre. Waste of the aloe vera drink product is the leave skin which is unused by producer. The aloe vera leave skin has been reported to have antibacterial effect. The purpose of this community service activity was to utilize unused aloe vera leave skin to be liquid soap by giving a workshop to home industry of aloe vera producers whom are members of Aspeliya group in Pontianak. The formulation of aloe vera liquid soap consisted of skin infusum 30%, bases (olive oil, coconut oil, and castor oil = 1:1:1), stearic acid 2%, HPMC 3%, glycerin 18,75%, KOH soln 10%, BHT 0,02%, and aquadest ad 100 ml. Acidity test (pH), free fatty acid level and free alkaline test, organoleptic test, foaming height, viscosity and density test were also conducted. During the workshop, participants were asked to practice making liquid soap with tutorial from the speaker.This workshop was finished with Q&A session and questionnaire distribution. The conclusion of this workshop was all participants feltthe benefit and motivated.They also expected to join another similar workshop to make other processed products to enrich their knowledge. Keywords:liquid soap, aloe vera.
PENENTUAN NILAI MIC EKSTRAK ETANOL KULIT LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn) TERHADAP ISOLAT BAKTERI Pseudomonas aeruginosa RESISTEN ANTIBIOTIK Sari, Novita; Apridamayanti, Pratiwi; Sari, Rafika
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.203 KB) | DOI: 10.31571/saintek.v7i2.1062

Abstract

Resistensi merupakan kegagalan pengobatan suatu antibiotika dengan dosis terapi. Pseudomonas aeruginosa diketahui resisten terhadap beberapa antibiotik. Selain antibiotik, bahan alam dapat digunakan sebagai antibakteri dengan pemanfaatan kulit lidah buaya karena mengandung senyawa antrakuinon yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian bertujuan mengetahui nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dari ekstrak etanol kulit lidah buaya terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Metode uji yang digunakan adalah metode disc diffusion (Kirby Bauer) dan menggunakan simplisia kulit lidah buaya dimaserasi dengan etanol 96% sehingga didapat ekstrak kental. Ekstrak etanol kulit lidah buaya dibuat konsentrasi larutan uji 10; 9,75; 9,5; 9; 8,75; 8,5; 8,25; 8; 7,75; 7,5; 5; 2,5 dan 1%. Kontrol negatif menggunakan metanol pa. Uji KLT untuk mengetahui kandungan senyawa pada ekstrak etanol kulit lidah buaya, dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak etil asetat:metanol:air (10:0,7:0,3). Hasil penelitian ini menunjukkan zona hambat minimum ialah pada konsentrasi 8,5% (6mm). Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit lidah buaya mempunyai efek sebagai antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa.
POTENSI SENYAWA ANTIOKSIDAN TANAMAN ENDEMIK PADA MASYARAKAT DAYAK SEKAJANG DI KALIMANTAN BARAT Apridamayanti, Pratiwi; Kurniawan, Hadi
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol. 7 No. 1 (2018): Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.524 KB) | DOI: 10.31571/saintek.v7i1.770

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui khasiat tanaman obat yang digunakan secara empiris pada masyarakat dayak di dusun Sekajang. Kelompok masyarakat adat yang berada di dusun Sekajang yaitu Dayak Semuh. Menurut hasil wawancara yang dilakukan terhadap Batra (Pengobat Tradisional) pada penelitian Riset Tanaman Obat dan Jamu tahun 2015 diperoleh ramuan yang digunakan dalam pengobatan nyeri oleh masyarakat dayak sekajang. Ramuan yang digunakan terdiri  daun buluh (Bambusa vulgaris), daun sak (Melastoma malabathricum), kulit batang langsat (Lansium domesticum correa), daun saoh, daun empedu. Pada penelitian ini proses ekstraksi dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 95%. Dilakukan uji metabolit kandungan senyawa kimia dan uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH. Hasil identifikasi terhadap kandungan metabolit sekunder senyawa diperoleh adalah alkaloid, fenol, tannin, flavonoid, saponin, dan terpenoid. Nilai aktivitas antioksidan yang dimiliki masing-masing ekstrak yaitu Daun Buluh (Bambusa vulgaris) 67%, Daun Sak (Melastoma malabathricum) 64%,  Kulit Batang Langsat (Lansium domesticum correa) 55,6%, Daun Empedu 64,98 %, dan Daun Saoh 73,02%.Kata Kunci:  Antioksidan , DPPH, Dusun Sekajang, Tanaman Endemik.
OPTIMASI AKTIVITAS BAKTERIOSIN YANG DIHASILKAN OLEH Lactobacillus brevis DARI ES PISANG IJO Ningsih, Nia Purnama; Sari, Rafika; Apridamayanti, Pratiwi
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.151 KB) | DOI: 10.31571/saintek.v7i2.1063

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengoptimasi aktivitas bakteriosin yang dihasilkan Lactobacillus brevis dengan variasi pH dan suhu serta uji konfirmasi enzim proteolitik.  Kultur bakteri berumur 24 jam yang telah diisolasi dari es pisang ijo pada penelitian sebelumnya ditumbuhkan pada media De Man Rogosa Sharp Agar (MRSA) dengan metode striking dan diinkubasi pada suhu 32°C selama 24 jam. Uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri indikator menggunakan metode difusi agar.  Hasil penelitian menunjukkan Lactobacillus brevis berpotensi digunakan sebagai agen biopreservatif pada bahan pangan yang dapat menghambat Gram positif (Staphylococcus aureus) dengan aktivitas tertinggi pada pH 6 dan suhu 40°C dengan zona hambat secara berturut turut yaitu 12,10 mm dan 12,40 mm dan Gram negatif (Escherichia coli) dengan aktivitas tertinggi pada pH 6 dan suhu 40°C dengan zona hambat secara berturut turut yaitu 9,30 mm dan 8,5 mm.  Konfirmasi menggunakan enzim zona hambat ketika ditambahkan enzim katalase yaitu sebesar 7 mm dan pada bakteri Escherichia coli dan 10 mm pada bakteri Staphylococcus aureus. Brevicin diinaktifkan oleh enzim tripsin sehingga tidak terbentuk zona hambat pada koloni.Kata Kunci: Bakteriosin, bakteri asam laktat, pisang ijo
OPTIMASI AKTIVITAS BAKTERIOSIN YANG DIHASILKAN OLEH Lactobacillus casei DARI SOTONG KERING Andarilla, Winny; Sari, Rafika; Apridamayanti, Pratiwi
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Vol. 7 No. 2 (2018): Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.155 KB) | DOI: 10.31571/saintek.v7i2.1041

Abstract

Bakteriosin adalah senyawa protein antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat (BAL). BAL yang dapat memproduksi bakteriosin dapat ditemukan salah satunya dari sotong kering yang merupakan produk makanan awetan di Kalimantan Barat terbuat dari sotong yang diasinkan dan dikeringkan. Isolat unggulan BAL yang telah diidentifikasi di dalam sotong kering adalah Lactobacillus casei. Lactobacillus casei yang ditemukan perlu dioptimasi lebih lanjut aktivitasnya sebagai agen bakteriosin. Bakteriosin dikonfirmasi dahulu menggunakan enzim proteolitik. Optimasi aktivitas bakteriosin meliputi pengaruh pH, pemanasan, serta penentuan spektrum antimikroba. Uji aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi cakram dan parameter pengamatan ditunjukkan dengan adanya zona bening di sekeliling cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteriosin yang dihasilkan oleh Lactobacillus casei dari sotong kering memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Aktivitas bakteriosin hilang dengan penambahan enzim tripsin, aktivitas berkurang dengan penambahan enzim katalase, dan aktivitas stabil pada rentang pH 2-6 serta pada pemanasan hingga suhu 40°C selama 30 menit. Kata Kunci: Bakteriosin, bakteri asam laktat, sotong kering
IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK DAUN SENGGANI (Melastoma malabathricum L.) MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) ., Nunung; Luliana, Sri; Apridamayanti, Pratiwi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Senggani (Melastoma malabathricum L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai khasiat seperti antioksidan dan antibakteri. Ekstrak daun senggani berdasarkan uji fitokimia diketahui mengandung senyawa alkaloid, saponin, tannin, fenolik, flavonoid dan triterpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya senyawa flavonoid pada ekstrak daun senggani. Ekstrak daun senggani diperoleh dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Metode yang digunakan adalah kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam plat silika gel GF254 dan dua macam fase gerak yaitu kloroform :metanol : etilasetat :air (80:12:6:2) dan etilasetat : asam format : asamasetat :air (100:11:11:26). Hasil penelitian pada ekstrak daun senggani menunjukkan adanya senyawa flavonoid yang ditandai dengan bercak berwarna kuning dan hijau kekuningan setelah disemprot pereaksi AlCl3 5% dengan nilai Rf (0,11 ; 0,26 ; 0.49) dan (0,62 ; 0,85 ; 0,96). Kata Kunci: Ekstrak Daun Senggani (Melastoma malabathricum L.), Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Flavonoid.
OPTIMASI KONSENTRASI AGAROSA TERHADAP HASIL AMPLIFIKASI GEN blm RESISTENSI ANTIBIOTIK AMOXICILLIN DARI BAKTERI Bacillus cereus PADA PASIEN ULKUS DIABETIK Raynaldi, Marinus Andre; Sari, Rafika; Apridamayanti, Pratiwi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resistensi antibiotik amoxicillin pada bakteri Bacillus cereus ditandai dengan adanya keberadaan salah satu gen spesifik, yaitu blm yang terletak pada kromosom dan plasmid. Metode penelitian dilakukan dengan PCR secara in vitro, yang kemudian dideteksi dengan optimasi konsentrasi agarosa 1%, 1.5%, dan 2% dengan elektroforesis. Primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan primer spesifik dengan forward 5 CGCGGAAGATTAAATGGTTATAATGG 3, dan reverse 5 ATGCTGGCGTAATCAACAGATTCAG 3. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah optimasi konsentrasi agarosa mempengaruhi identifikasi gen blm dari bakteri Bacillus cereus yang telah resisten terhadap antibiotik amoxicillin terhadap pasien ulkus diabetik. Hasil yang didapat adalah konsentrasi 1% merupakan konsentrasi yang paling baik berdasarkan pada panjang amplikon DNA gen blm yaitu 1107 bp. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi agarosa mempengaruhi hasil resolusi DNA, dimana konsentrasi agarosa yang kecil akan memberikan resolusi yang baik pada amplikon yang memiliki panjang DNA yang besar.
Penentuan Waktu Optimum Produksi Bakteriosin dari Lactobacillus brevis Terhadap Bakteri Patogen Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Hasanah, Uswatun; Sari, Rafika; Apridamayanti, Pratiwi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah bakteriosin yang dihasilkan bakteri asam laktat sangat potensial digunakan sebagai pengawet makanan alami, karena dapat mengendalikan beberapa bakteri kontaminan, memperpanjang waktu penyimpanan dan meningkatkan keamanan pangan tanpa membahayakan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh waktu inkubasi pada kurva pertumbuhan terhadap produksi bakteriosin dari Lactobacilus brevis dan optimasi waktu produksi bakeriosin yang dihasilkan bakteri Lactobacillus brevis terhadap bakteri patogen Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Kurva pertumbuhan ditentukan dengan mengukur suspensi bakteri menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 537,50 nm dan uji aktivitas dilakukan dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian Lactobacillus brevis mengalami empat fase pertumbuhan selama 48 jam, yaitu fase lag pada jam ke 0-8 jam, fase log pada jam ke 12-24 jam, fase stationer pada jam ke 26-32, dan fase kematian pada jam ke 34-48 jam. Waktu produksi optimum diidentifikasi sebagai waktu bagi Lactobacillus brevis dalam memproduksi senyawa antimikroba bakteriosin secara optimal, yang ditandai dengan besarnya zona bening yang terbentuk disekitar cakram. Kesimpulan pelenitian ini yaitu produksi bakteriosin dari Lactobacillus brevis optimum pada waktu inkubasi jam ke 32, dimana diperoleh absorbansi tertinggi dengan rata-rata 0,24489 A dan terbentuk zona bening terbesar dengan rata-rata 13,55 mm pada Staphylococcus aureus dan 10,85 mm pada Esherichia coli. Kata kunci: Bakteriosin, Escherichia coli, Lactobacillus brevis, Spektrofotometer UV-Vis, Staphylococcus aureus.
Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Karas (Aquilaria malaccensis Lamk.) Apridamayanti, Pratiwi; Sanera, Ferlino; Robiyanto, Robiyanto
Pharmaceutical Sciences and Research
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karas (Aquilaria malaccensis Lamk.) leaves contain secondary metabolite such as alkaloid, flavonoid, phenol, antraquinone, and triterpenoid. Flavonoid compound has anti inflammatory activity. This research was conducted to investigate the effective anti inflammatory dose from the reduction of rat paw edema using plethismometer. Karas leaves was macerated with 96% ethanol and then evaporated until crude extract was obtained. This research was carried out using 25 male rats that was divided into 5 treatment groups, negative control (CMC-Na 1%), positive control (Natrium diclofenac 4.5 mg/kgBW), dosage I (45 mg/kgBW), dosage II (90 mg/kgBW), and dosage III (180 mg/kgBW). The extract was administrated orally half an hour before the induction of 0.1 ml carragenan 2% solution. The anti inflammatory activity was observed from the volume of edema, AUC, and the percentage of antiinflammatory activity. The data was analyzed by ANOVA using SPSS. The result shows that there was a significant difference between negative control with the treatment groups (dosage I, II, and III). There was no significant difference between positive control with dosage II and III, however there was a significant difference to dosage I. The percentage of antiinflammatory activity of positive control, dosage I, dosage II, and dosage III was 39.3%, 22.9%, 29.6%, and 37.9% respectively. The conclusion of this research was that the effective dose of ethanolic extract form karas leaves was 180 mg/kgBB.