Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Technopreneur (JTech)

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SISTEM INTERAKSI VIRTUAL REALITY CLASSROOM DAN KONFERENSI VIDEO KONVENSIONAL DALAM MENGATASI KETERBATASAN BANDWIDTH PADA PEMBELAJARAN DARING Kasmir Syariati; Citra Suardi; David Sundoro; Reinaldo Lewis
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 11 No 1 (2023): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtech.v11i1.1167

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi pemanfaatan Ruang Kelas Virtual Reality (VR) sebagai alternatif untuk konferensi video dalam pembelajaran online, dengan tujuan mengatasi kendala bandwidth. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis komparatif antara sistem interaksi avatar VR dan sistem video konferensi tradisional. Penelitian berfokus pada pengoptimalan penggunaan bandwidth dalam VR melalui interaksi berbasis avatar. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan perilaku interaksi pengguna dan pengukuran penggunaan bandwidth dalam komunikasi antar klien. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif untuk memahami perbedaan perilaku pengguna dan implikasinya terhadap pengalaman interaktif serta strategi yang diperlukan untuk memastikan komunikasi yang efisien dalam lingkungan pembelajaran daring. Hasil pengukuran menunjukkan rata-rata latensi system konferensi video sebesar 184 ms (dengan tambahan proses encoding decoding yang mengakibatkan delay hingga 1 detik) dengan rata-rata latensi VR classroom sebesar 133 ms. Sistem avatar VR menunjukkan latensi yang lebih rendah serta memberikan pengalaman belajar yang responsif dan immersif. Selain itu, sistem avatar VR menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi keterbatasan jaringan, menjaga kualitas interaksi yang konsisten. Sistem dapat mencapai framerate stabil pada 60 fps dan menghindari desinkronisasi antara audio dan video pada tingkat limitasi bandwith 100kbps di mana system konferensi video gagal mempertahankan feed video dan audio. Namun, perlu dicatat bahwa implementasi sistem avatar VR memerlukan pengaturan dan persyaratan perangkat keras yang lebih kompleks dibandingkan dengan video konferensi.