Bayu Sukmaangara
IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal of Authentic Research on Mathematics Eduacation (JARME)

BAGAIMANA SISWA MENYELESAIKAN SOAL BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DITINJAU DARI DOMINASI OTAK? Bayu Sukmaangara; Dedi Muhtadi; Sri Tirto Madawistama
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v3i2.3218

Abstract

Guru harus mengembangkan soal berpikir kreatif matematis sesuai dengan dominasi otak siswa untuk mengoptimalkan fungsi kedua belahan otak secara seimbang, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana siswa menyelesaikan soal berpikir kreatif matematis ditinjau dari dominasi otak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Instrumen yang digunakan adalah soal berpikir kreatif matematis, tes dominasi otak, dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian sebagai berikut: siswa dominasi otak kiri menyelesaikan soal berpikir kreatif matematis menggunakan karakteristik dari fungsi belahan otak kiri yaitu berpikir konvergen, analisis, penilaian analitik, berurutan dan teratur, sedangkan penggunaan karakteristik fungsi belahan otak kanan yaitu memori baru proses dan sistem membaca seluruh bahasa; siswa dominasi otak seimbang menggunakan karakteristik fungsi belahan otak kiri yaitu melakukan proses lalu memori, sistem membaca fenotik, respon verbal, berurutan dan teratur, sedangkan penggunaan karakteristik belahan otak kanan adalah berpikir holistik dan berpikir sintesis; dan siswa dominasi otak kanan menggunakan karakteristik dari fungsi belahan otak kanan yaitu sistem membaca seluruh bahasa, memori lalu proses, respon non verbal, berpikir holistik, berpikir sintesis, dan bersifat acak.  
PROSES BERPIKIR KREATIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIS DITINJAU DARI DOMINASI OTAK SEIMBANG SISWA Bayu Sukmaangara; Ebih AR Arhasy; Sri Tirto Madawistama
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v2i2.1739

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran proses berpikir kreatif matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan tahapan Wallas yang ditinjau dari dominasi otak seimbang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif – eksploratif. Teknik pengumpulan data menggunakan tes berpikir kreatif matematis, tes dominasi otak, dan wawancara tidak terstruktur. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan bantuan instrumen lainnya berupa soal tes berpikir kreatif matematis dan tes dominasi otak. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: siswa berdominasi otak seimbang dapat memecahkan masalah matematis melalui tahapan Wallas. Tahap persiapan siswa membaca soal kemudian bertanya kepada siswa lainnya. Tahap persiapan mampu dilalui dengan berpikir konvergen dan respon berupa respon verbal. Tahap inkubasi siswa merenung untuk mencari ide atau gagasan dan tahap iluminasi siswa menuliskan konsep yang akan digunakan. Tahap inkubasi dan tahap iluminasi mampu dilalui dengan berpikir divergen. Tahap verifikasi siswa menyelesaikan soal dengan dua cara yaitu menggunakan volume kubus dan volume balok. Tahap verifikasi mampu dilalui dengan berpikir konvergen dan respon verbal yang merupakan ciri belahan otak kiri, serta berpikir divergen, berpikir sintesis, dan berpikir holistik yang merupakan belahan otak kanan. Siswa mampu menyelesaikan masalah dengan merespon secara verbal ketika mendapatkan kendala, sedangkan proses pengerjaan dihitung dengan berpikir sintesis dan berpikir holistik. siswa juga melakukan proses berpikir konvergen dan berpikir divergen dalam memecahkan masalah. Siswa melakukan proses berpikir konvergen dan berpikir divergen secara bergantian sehingga jumlah berpikir konvergen dan berpikir divergen dilakukan dengan jumlah yang sama.