Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan arketipe dalam kumpulan cerita rakyat Ogan Komering Ilir dan implementasi pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Pendekatan yang digunakan ialah kualitatif dan metode deskriptif analisis. Dalam analisis ini menggunakan teori Carl Gustav Jung, yaitu arketipe dalam ketidaksadaran kolektif yang meliputi arketipe pesona (topeng), bayangan (shadow), anima, animus, ibu agung (great mother), orang tua yang bijak (wise old man), hero, dan diri (self). Hasil analisis diperoleh tujuh arketipe dari lima cerita rakyat, yaitu Putri Jari Sakti terdapat satu arketipe, Cinta Juliah Putri Ningrat terdapat lima arketipe, Si Seman Lempuing terdapat empat arketipe, Putri Gelam terdapat empat arketipe dan Keadilan Bagi Pangeran Batun tiga arketipe. Sementara itu, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia prosa lama ini bisa diadopsi sebagai materi pelajaran, karena setiap cerita lama terdapat bayangan-bayangan leluhur yang disebut dengan arketipe yang muncul dalam ketidaksadaran kolektif pada setiap manusia.