Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Educaniora: Journal of Education and Humanities

Budaya Kerja dan Komunikasi Publik TAGANA Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam Manajemen Bencana Desriman Desriman; Aldi Frinaldi
Educaniora: Journal of Education and Humanities Vol. 1 No. 1 (2023): March
Publisher : Institute of Humanities and Education Studies (IHES)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59687/educaniora.v1i1.25

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi budaya kerja dan proses komunikasi publik TAGANA Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam manajeman bencana khususnya pada program komunikasi pengurangan risiko bencana. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Alat penelitian adalah peneliti sendiri yang didukung oleh alat pendukung berupa pedoman wawancara, buku catatan, dan telepon genggam. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber. Sedangkan, teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya implementasi budaya kerja yang baik. Berdasarkan analisis budaya kerja menurut Aldri (2017), kepemimpinan terstruktur, ada penggunaan atribut berupa seragam, aturan terkait waktu kerja yang fleksibel, komunikasi yang berjalan cukup baik, adanya peningkatan kapasitas anggota dan pendisiplinan anggota serta adanya nilai menjadi dasar untuk bertindak mencapai tujuan organisasi. Komunikasi pengurangan risiko bencana dilaksanakan dengan TAGANA sebagai leading sektor dan komunikator, dan selalu melaksanakan koordinasi dengan instansi lain. Proses pelaksanaan komunikasi pengurangan risiko bencana dilakukan dengan terlebih dahulu menemukan fakta komunikasi, perencanaan, pelaksanaan komunikasi dan diakhiri dengan evaluasi. Terdapat lima unsur komunikator menurut Crowley dan Mitchell (1944), tetapi pada program Kampung Siaga Bencana hanya melibatkan tiga diantaranya yaitu pemerintah, masyarakat dan media massa. Unsur industri dan akademisi tidak terlibat dalam proses komunikasi PRB dalam program KSB karena unsur industri dan akademisi belum banyak melibatkan diri dalam proses prabencana, mereka lebih banyak terlibat dalam proses saat terjadinya bencana.