Effendi P. Sitanggang
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap

Kontribusi hasil perikanan laut terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Ilhamsyah Ilhamsyah; Effendi P. Sitanggang; Johnny Budiman
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1: Edisi Khusus: November 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.0.2014.6082

Abstract

Perairan laut Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat terletak pada 0o45’ LU-2o15’ LS dan 129o15’- 132o00’ BT, dengan luas laut 91,50% dari luas total wilayah (71.605,69 km2), yang kaya akan sumberdaya perikanan, serta perairannya cocok untuk budidaya laut seperti kerang mutiara. Produk domestik regional bruto (PDRB) adalah salah satu indikator untuk menelaah struktur perekonomian suatu daerah. Dengan menggunakan metode survey, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi: (1) PDRB Raja Ampat terhadap PDRB Papua Barat, (2) PDRB Raja Ampat dari subsektor perikanan terhadap PDRB Papua Barat dari subsektor tersebut, dan (3) kontribusi perikanan laut terhadap PDRB Kabupaten Raja Ampat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dengan PDRB Migas, PDRB Raja Ampat berkontribusi 3,73% per tahun (ADHB) dan 4,99% per tahun (ADHK) terhadap PDRB Papua Barat selama periode 2009 - 2013; sedangkan tanpa PDRB Migas, PDRB Raja Ampat berkontribusi 3,87% per tahun (ADHB) dan 4,40% per tahun (ADHK) terhadap PDRB Papua Barat selama periode tersebut; (2) Dengan PDRB Migas, subsektor perikanan berkontribusi 23,02% per tahun (ADHB) dan 26,30% per tahun (ADHK) terhadap PDRB Kab. Raja Ampat selama periode tersebut; sementara tanpa PDRB Migas, kontribusi subsektor perikanan ini masing-masing 42,70% per tahun (ADHB) dan 49,71% per tahun (ADHK). Dengan dan tanpa PDRB Migas, subsektor perikanan Kab. Raja Ampat berkontribusi 14,45% per tahun (ADHB) dan 17,93% per tahun (ADHK) terhadap subsektor perikanan Papua Barat; dan (3) Kontribusi hasil laut terhadap PDRB subsektor perikanan Raja Ampat selama periode tersebut 0,55% per tahun dihitung (ADHB) dan 0,55% per tahun (ADHK). Untuk itu perlu lebih ditingkatkan jumlah perusahaan perikanan dan usaha perseorangan untuk meningkatkan nilai PAD dari subsektor perikanan dan (2) perlu penegakan hukum dan sanksi yang tegas terhadap penyalahgunaan perizinan bagi perusahaan budidaya mutiara maupun perorangan dalam bidang perikanan.
Analisis finansial usaha rumpon pada kelompok tani nelayan Malos III Malalayang I Timur, Kota Manado Tonny Yeheskel Napasau; Lefrand Manoppo; Effendi P. Sitanggang
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 1: Juni 2015
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.1.2015.8333

Abstract

ABSTRACT Efforts to catch fish in large quantities require time and a large number of fishing gears as well as increasing fishing intensity. FADs is one method of fishing which aims to collect fish in a catchable area so that fishing can be done effectively and efficiently. This study aimed to analyze the FADs business run by Farmers and Fishermen Group Malos III in East Malalayang I, Manado City; to know the profit-sharing system and depositing dues or fees on group cash. This research was done with descriptive method which is based on case studies. The research results showed that investment cost is Rp.38.933.000; fixed cost is Rp. 19.999.500; variable cost is Rp. 142.250.000; and total cost is Rp. 162. 249.500. Average production value is Rp. 122.857.616; absolute profit is Rp. 177.720 083. benefit cost ratio average is 7.59; break even point average is Rp. 3.769.891; profitability average is 14.69% and average payback period is 0.07 years (1 month). Results of the analysis indicated that the business FADs on KTN Malos III in East Malalayang I Manado was very profitable. Revenue sharing system was 70% for the owner of fishing gear (small purse seine) and 30% for the owners of FADs on each fishing operations. Keywords: FADs, KTN Malos III, break even point, revenue sharing system.   ABSTRAK Upaya menangkap ikan dalam jumlah besar memerlukan waktu dan jumlah alat tangkap yang lebih besar serta peningkatan intensitas pengoperasiannya. Rumpon merupakan salah satu metode dalam penangkapan ikan yang bertujuan untuk mengumpulkan ikan dalam satu area penangkapan agar penangkapan ikan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis usaha rumpon dari Kelompok Tani Nelayan Malos III Malalayang I Timur, Kota Manado; untuk mengetahui system bagi hasil dan penyetoran iuran atau fee pada kas kelompok. Penelitian ini dikerjakan degan metode deskritif didasarkan pada studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya investasi sebesar Rp.38.933.000; biaya tetap Rp. 19.999.500; biaya tidak tetap Rp. 142.250.000; biaya total Rp. 162.249.500. Nilai produksi rata-rata Rp. 122.857.616; keuntungan absolut Rp. 177.720.083; benefit cost ratio rata-rata 7,59; break even point rata-rata Rp. 3.769.891; rentabilitas rata-rata14,69 % dan jangka waktu pengembalian rata-rata 0,07 tahun (1 bulan). Hasil analisis menyatakan usaha rumpon pada KTN Malos III Kelurahan Malalayang I Timur Manado sangat menguntungkan. Sistem bagi hasil yang berlaku adalah 70 % untuk pemilik alat tangkap (soma pajeko) dan 30 % untuk pemilik rumpon pada setiap kali operasi penangkapan. Kata-kata kunci: rumpon, KTN Malos III, break even point, sistem bagi hasil
Analisis usaha perikanan pukat cincin pada KM. Genesaret yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai, Manado Mettrisk Yopie Kaihatu; Effendi P. Sitanggang; Janny F. Polii
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 1: Juni 2015
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.1.2015.8337

Abstract

Perikanan pukat cincin sudah cukup lama berkembang di Sulawesi Utara, namun permasalahan ekonomi usaha penangkapan pukat cincin ini masih belum dapat dituntaskan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah usaha perikanan pukat cincin KM. Genesaret yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tumumpa Manado, Untuk memaksimumkan keuntungan maka harus dinaikkan sampai tingkat yang optimum, setiap biaya per satuan produksi harus diperkecil. Cara lain yang bisa dilakukan adalah menekan biaya operasi sekecil mungkin dalam arti bahwa dapat mengatur proses serta pemanfaatan waktu penangkapan yang tepat. Pendapatan bersih KM. Genesaret pada tahun 2012 sebesar Rp. 3.335.946.250, sedangkan pada tahun 2013 sebesar Rp. 1.581.622.750, dan  Pada tahun 2014 sebesar Rp. 1.275.993.000. Biaya investasi sejumlah Rp. 475.000.000. Dan biaya Tetap sejumlah Rp. 30.666.700  Analisis Revenue Cost Ratio untuk melihat kelayakan usaha, apakah usaha tersebut memberikan keuntungan atau tidak. Dengan membandingkan pendapatan bersih yang sudah diperoleh dengan biaya yang sudah dikeluarkan. usaha pajeko KM. Genesaret dari tahun 2012 – 2014 memperoleh keuntungan, karena nilai Revenue Cost Ratio lebih besar dari satu. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diperoleh pengusaha lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Jadi satu biaya operasi yang dikeluarkan dalam setiap operasi penangkapan menghasilkan 1 hingga 2 kali lipat keuntungan.
Studi tentang kerusakan dan lama perbaikan kapal ikan yang melakukan perbaikan di Bengkel Latih Kapal Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung I Nyoman Subawa; Effendi P. Sitanggang; Janny F. Polii
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 2: Desember 2015
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.2.2015.10406

Abstract

Perawatan adalah gabungan dari kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga atau mengembalikan suatu peralatan menjadi seperti sediakala pada kondisi yang baik untuk dapat dipergunakan kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan Februari 2015 di Bengkel Latih Kapal Perikanan milik Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan sampel kapal sebanyak 10 kapal ikan yang melaksanakan perbaikan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, dan metode wawancara. Jumlah kapal yang melakukan perbaikan di bengkel: kerusakan ringan 4 unit kapal (40 %), kerusakan sedang 3 unit kapal (30 %), dan kerusakan berat 3 unit kapal (30 %). Lama perbaikan berdasarkan jenis kerusakan kapal adalah kerusakan ringan rata-rata 6 hari, kerusakan sedang rata-rata 9 hari, dan kerusakan berat rata-rata 45 hari. Kata-kata kunci: kerusakan, perbaikan, bengkel perikanan, Politeknik KP Bitung.