Pada 4 Desember 2021 terjadi letusan Semeru yang membawa perubahan lingkungan termasuk perubahan tutupan lahan di daerah letusan, salah satunya di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Informasi mengenai perubahan tutupan lahan diperlukan untuk para pengambil kebijakan atau pemangku kepentingan terkait untuk pengelolaan sumber daya lahan berkelanjutan. Pemantauan perubahan tutupan lahan dapat dilakukan menggunakan teknologi penginderaan jauh dengan data multi-temporal Sentinel-2 Level 2A dan menggunakan berbagai cara, salah satunya dengan metode supervised machine learning dengan algoritma Support Vector Machine (SVM). Klasifikasi tutupan lahan yang diterapkan pada penelitian ini terdiri dari lima enam tutupan lahan, yaitu sungai, lahan terbuka, area terbangun, sawah, hutan lahan kering, dan perkebunan. Berdasarkan hasil uji akurasi dengan menggunakan Confussion matrix diperoleh nilai overall accuracy sebesar 88,11%. Algoritma Support Vector Machine (SVM) cukup baik digunakan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan akibat letusan Gunung Semeru tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penambahan luas pada kelas sungai, lahan terbuka, dan hutan lahan kering yaitu sebesar 2,293 〖KM〗^2, 6,381 〖KM〗^2, 6,499 〖KM〗^2. Sedangkan untuk area terbangun mengalami penurunan luas sebesar 12,863 〖KM〗^2, 2,495〖 KM〗^2 dan 0,445 〖KM〗^2.