Beberapa kecakapan matematika yang diharapkan dalam pembelajaran, yaitu siswa dapat memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep dengan tepat dalam pemecahan masalah. Hal ini menjadi tuntutan bagi para guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) dalam melakukan pembelajaran matematika pada anak berkebutuhan khusus tunarungu. Keterbatasan anak tunarungu dalam berbahasa dan komunikasi membuat guru di Sekolah Luar Biasa dituntut untuk mempunyai strategi dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika agar mereka dapat memahami materi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika pada anak tunarungu materi kubus dan balok dan tingkat pemahaman siswa berkebutuhan khusus. Jenis penelitian ini adalah deskripsi dengan pendekatan kualitatif, melalui pendekatan ini peneliti menggali informasi secara ilmiah tentang proses pembelajaran matematika pada anak tunarungu materi kubus dan balok. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga siswa tunarunggu kelas VIII, guru kelas, dan salah satu orang tua murid siswa tunarunggu. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah melalui studi literatur, observasi, dan wawancara terhadap guru dan orang tua anak yang terlibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika materi kubus dan balok yang diberikan oleh guru pada siswa tunarungu sudah sistematis, namun dari tingkat pemahaman anak berkubutuhan khusus ini secara keseluruhan tidaklah sama. Anak berkebutuhan khusus tunarungu sedang cukup baik dalam memahaminya, sedangkan anak lainnya pemahamannya masih kurang. Dari perilaku siswa berkebutuhan khusus tunarunggu ini mereka menyukai pelajaran matematika tergantung pada mudah atau tidaknya materi yang diberikan.