Saat ini, jaringan internet menjadi krusial dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam proses belajar-mengajar di bidang pendidikan. Universitas Telkom baru saja membangun Telkom University Landmark Tower (TULT) namun layanan internet pada gedung tersebut masih kurang optimal karena masih ada pengguna internet yang mengalami kendala dalam performa jaringan internet, seperti koneksi terputus, kinerja lambat, dan ketidakstabilan jaringan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan optimasi jaringan, yaitu manajemen bandwidth. Pada penelitian ini menggunakan metode Random Early Detection (RED) dan Class-Based Queueing (CBQ). Penelitian ini dilakukan secara simulasi pada ruangan Gedung TULT dengan 4 router MikroTik dan 6 client, dilakukan dengan cara mengakses meeting online dan streaming video selama 1 jam. Data traffic diambil menggunakan aplikasi Wireshark, lalu dilakukan analisis parameter Quality of Service, Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa dalam skala kecil, metode CBQ maupun RED memiliki kinerja yang sama baik, Namun setiap metode memiliki pendekatan berbeda dalam mengolah dan menjaga kinerja layanan, Dimana metode CBQ yang mengandalkan prioritas dan pembagian antar kelas Sedangkan pada metode RED lebih berfokus pada pengendalian antrian dan pemerataan alokasi bandwidth lebih adil, Dari hasil tersebut, diperlukan pertimbangan kembali mengenai faktor kebutuhan dan konteks untuk mendapatkan metode terbaik untuk diterapkan pada kondisi traffic yang nyata Kata Kunci: Manajemen Bandwidth, Random Early Detection (RED), Class-Based Queueing (CBQ), Quality of Service