Latar Belakang: Stunting atau pertumbuhan pendek, terjadi ketika anak-anak tidak menerima jenis nutrisi yang tepat, terutama di rahim dan selama dua tahun pertama kehidupan. Anak anak yang mengalami pendek, berarti pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak mereka telah menurun dan mengalami kerusakan permanen dan bersifat irreversibel. Anak-anak yang mengalami stunting akan memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena penyakit dan kematian. Masalah kekurangan nutrisi ini menjadi salah satu permasalahan yang banyak ditemukan di negara berkembang, seperti negara Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pola asuh terhadap kejadian stunting pada anak. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pola asuh terhadap kejadian stunting pada anak dengan nilai p-value 0.150 > 0.5. Kesimpulan: Status gizi pada anak mayoritas anak memiliki tinggi badan yang normal dengan jumlah 15 responden (75%), 4 responden (20%) memiliki tinggi badan yang tinggi dan 1 (5%) responden memiliki tinggi badan yang pendek sehingga beresiko stunting, tingkat pola asuh menunjukkan bahwa pola asuh orang tua sebagaian besar berada pada kategori tinggi 17 responden (85%) dan tidak ada hubungan pola asuh terhadap kejadian stunting pada anak.