Gabriella T. Yohanessa
Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : THRONOS: Jurnal Teologi Kristen

Fungsi Silsilah dalam Budaya Sabu dan Perjanjian Lama: Sebuah Studi Komparasi sebagai Upaya Konstruksi Berteologi Kontekstual di Gereja Masehi Injili di Timor Mega Kristin Haba; Gabriella T. Yohanessa
THRONOS: Jurnal Teologi Kristen Vol 5, No 1: Desember 2023
Publisher : Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55884/thron.v5i1.66

Abstract

This article explores the concept and function of genealogy in Sabu tribal culture compared to genealogy in the Old Testament. By using qualitative research methods and through critical contextualization theory according to Paul G. Hiebert, we found that genealogies in Sabu tribal culture have both similarities and differences with Old Testament genealogies, which can be a contribution to efforts to theology in the church, especially GMIT. Some of the points found are that genealogy functions as a learning medium that the beginning and continuation of everything is from God, which can be used as a narrative in cultural and linguistic month worship that carries the local wisdom of the tribes in GMIT; genealogy is a reminder of the connectedness of humans with fellow creatures, which can be used as one of the results of the contextual eco-theology of the Sabu tribe that humans and other creatures are not just fellow creatures but brothers and sisters who are connected; genealogy as a medium for passing on values and solidarity between people, which can be compared to the metaphorical concept of the family of God in GMIT; pedigree shows equality between men and women which opens up space for men and women to be involved in any service without gender discrimination.  AbstrakArtikel ini bertujuan menggali konsep dan fungsi silsilah dalam budaya suku Sabu yang dikomparasikan dengan silsilah dalam Perjanjian Lama. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan melalui teori kontekstualisasi kritis menurut Paul G. Hiebert, kami menemukan bahwa silsilah dalam budaya suku Sabu memiliki kesamaan sekaligus perbedaan dengan silsilah Perjanjian Lama, yang dapat menjadi sumbangan bagi upaya berteologi dalam gereja, khususnya GMIT. Beberapa poin yang ditemukan yakni silsilah berfungsi sebagai: media pembelajaran bahwa permulaan dan keberlangsungan segala sesuatu adalah dari Tuhan, yang dapat dijadikan sebagai narasi dalam ibadah bulan budaya dan bahasa yang mengusung kearifan lokal suku-suku di GMIT; silsilah menjadi pengingat akan keterhubungan manusia dengan sesama ciptaan, yang dapat  dijadikan sebagai salah satu hasil ekoteologi kontekstual dari suku Sabu bahwa manusia dan ciptaan yang lain bukan hanya sesama ciptaan tetapi saudara yang saling terhubung; silsilah sebagai media pewarisan nilai dan solidaritas antar sesama, yang dapat disejajarkan dengan konsep metafora keluarga Allah dalam GMIT; silsilah menunjukkan kesetaraan laki-laki dan perempuan yang membuka ruang bagi laki-laki dan perempuan untuk terlibat dalam pelayanan apapun tanpa diskriminasi  gender.