Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Innovative: Journal Of Social Science Research

Analisis Makna Leksikal dan Kultural Dalam Upacara Adat Hue Nuhe Pada Masyarakat Kampung Lewoawang Bartoldus Sora Leba; Fransiska Jone Mare
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 3 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i3.11098

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna leksikal dan kultural yang terdapat pada upacara adat Hue Nuhe pada masyarakat kampung Lewowang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian ini bersumber dari masyarakat kampung Lewoawang, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Motode yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara dengan teknik rekam dan catat. Data yang terkumpul berupa data verbal, nonverbal, dan sarana yang digunakan dalam upacara adat tersebut. Data tersebut dianalisis dalam tiga tahap yakni, reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa terdapat tiga aspek yang saling berkaitan erat satu sama lain dalam upacara adat tersebut, yakni aspek verbal berupa tuturan adat, aspek nonverbal berupa tindakan, serta aspek sarana berupa alat dan bahan yang digunakan. Pada aspek verbal makna leksikal ditemukan dalam setiap kata pada tuturan adat sebagai dasar dalam menerjemahkan tuturan tersebut ke dalam bahasa Indonesia secara baik dan benar, sedangkan makna kulturalnya hanya difokuskan pada beberapa kata dan frasa yang merupakan inti dari tuturan tersebut, yakni mio, loke pada, koda daten, epu onek to’u, dan hue nuhe gi’e wewe. Aspek nonverbal berupa tindakan terdiri atas dua tindakan, yakni tedu nea dan gelu nea, sedangkan aspek sarana terdiri atas empat alat, yakni nea, kela, nuro, dan gebia waja serta tiga bahan, yakni tua, wua, dan malu. Baik aspek nonverbal maupun aspek sarana memiliki makna leksikal dan kultural.