Seni hadrah, sebagai bentuk seni pertunjukan islam, telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat muslim. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran seni hadrah sebagai komunkasi budaya islam, khususnya dalam konteks Majelis Assolihin di Talang Kedondong, Palembang. Dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce sebagai kerangka analisis, penelitian ini menelusuri sejarah, profil, eksistensi, serta upaya Seni Hadrah dalam menyampaikan pesan-pesan budaya Islam. Metode penelitian melibatkan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa seni hadrah bukan sekedar pertunjukan seni, melainkan juga sebuah bahasa simbolik yang kaya akan makna budaya Islam. Majelis Assolihin berperan sebagai produsen dan penerjemah tanda-tanda seni hadrah, memainkan peran penting dalam menjaga, mengembangkan, dan menyebarkan nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat. Eksistensi seni hadrah majelis assolihin tidak hanya mencerminkan warisan seni tradisional, tetapi juga menjadi representasi yang hidup dan relevan dari budaya dan agama islam dalam kehisupan sehari-hari. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang peran seni hadrah dalam memperkuat identitas budaya dan agama islam.