Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengapa di industri perbankanyang relatif tatakelola organisasinya (good corporate governance) baik tetapi masih terjadimanajemen laba. Penelitian ini menggunakan dua penjelas yaitu pengaruh ukuran dewankomisaris dan komite audit untuk menjelaskan mengapa terjadi manajemen laba. Datapada penelitian ini diambil dari perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia pada tahun 2013-2017. Variabel dependen pada penelitian ini adalahmanajemen laba yang diproksikan dengan model Beaver dan Engel. Ukuran dewankomisaris diproksikan dengan melihat jumlah dewan komisaris dalam perusahaan. KomiteAudit diproksikan dengan melihat jumlah komite audit dalam perusahaan. Hasil penelitianini menunjukkan variabel independen ukuran dewan komisaris berpengaruh positifsignifikan terhadap manajemen laba. Variabel independen komite audit tidak berpengaruhpositif signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa jumlahdewan komisaris dan jumlah anggota komite audit di perbankan yang cukup banyak tidaktepat dan tidak efektif untuk mendeteksi manajemen laba.