Luka bakar merupakan kecelakaan yang sering terjadi di Indonesia. Masyarakat sering menggunakan bahan alam untuk mengatasinya, termasuk penggunaan daun beluntas. Penelitian ini bertujuan membuktikan potensi daun beluntas dalam penyembuhan luka bakar derajad II. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Daun beluntas diekstraksi dengan ethanol 96% dengan perbandingan 1:10 selama 6 hari. Ekstrak kental yang didapatkan selanjutnya diuji skrining fitokimia dan KLT. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih jantan dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor. Setiap kelompok diberi perlakuan dengan kontrol positif, kontrol negatif, dan sampel dengan konsentrasi 5%, 15%, 25%. Ekstrak mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tanin. Berdasarkan hasil pengukuran luka, masing-masing konsentrasi memberikan hasil yang berbeda secara signifikan (Sig=0,000) dan yang memberikan hasil yang paling baik adalah konsentrasi 25%.