Penelitian ini membahas pengaruh teknologi komunikasi terhadap interaksi keluarga, dengan fokus pada penggunaan aplikasi WhatsApp. Rogers (1986) melihat teknologi komunikasi sebagai perangkat keras dalam struktur organisasi yang memfasilitasi pertukaran informasi, sementara McOmber (2003) mengaitkannya dengan kebudayaan dan perubahan sosial. Metode penelitian kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner menggunakan Skala Guttman diterapkan kepada 47 responden. Hasil menunjukkan bahwa WhatsApp adalah aplikasi chat paling populer karena kemudahan penggunaan dan tanpa iklan. Mayoritas responden merasa lebih mudah menyampaikan perasaan melalui teknologi komunikasi dibandingkan secara langsung, dan teknologi seperti WhatsApp membantu mereka merasa lebih dekat dengan keluarga meskipun terpisah oleh jarak. Namun, ketergantungan pada teknologi dapat mengurangi kualitas interaksi tatap muka. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya menemukan keseimbangan antara komunikasi virtual dan tatap muka untuk mempertahankan kualitas hubungan keluarga.