Daun kelor banyak dimanfaatkan menjadi pengkaya nutrisi pada berbagai produk pangan, akan tetapi penggunaannya masih belum optimal karena rasa pahit dan aroma langu daun kelor. Hal ini disebabkan tingginya kadar saponin pada daun kelor. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan menurunkan kadar saponin sehingga diperoleh tepung daun kelor dengan kadar saponin sebesar 0,79%; protein 28,705%; vitamin C 90,77 mg/100 g dan vitamin A 3590 μg/100 g. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruhnya pada produk pangan maka tepung daun kelor hasil penelitian ini (sampel T1W1P1) difortifikasi ke produk biskuit untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap tepung ini. Analisis daya terima produk biskuit ini dilakukan dengan cara 3 metode yaitu metode uji tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut (uji nilai importance to customer ), metode uji pembedaan (triangle test) untuk seleksi panelis dan uji deskriptif (uji scoring) untuk pengujian pengaruh penambahan tepung ekstrak daun kelor terhadap organoleptik biskuit. Penilaian dilakukan terhadap empat parameter yaitu warna, aroma, tekstur, dan rasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel biskuit BK5 (tepung terigu 95%, tepung daun kelor 5%) dengan nilai masing-masing atribut yaitu Rasa = 4,20 (enak), warna = 3,84 (sesuai kontrol), aroma = 3,84 (tidak langu) dan tekstur = 4,16 (renyah). Hal ini berarti kadar saponin pada tepung daun kelor yang dapat diterima panelis sebesar 3,95 gr.