Indonesia adalah tempat habitatnya jamur, karena jenis jamur yang tumbuh di Indonesia banyak dan beragam, hal ini disebabkan kesadaran dan tingkat pendidikan masyarakat yang tinggi, akibatnya konsumsi jamur meningkat. Tujuan penelitian menganalisis keadaan finansial usahatani jamur tiram, mencakup biaya produksi, penerimaan dan pendapatan, menganalisis titik impas usahatani jamur tiram, mengetahui permasalahan yang dihadapi petani usahatani Jamur Tiram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara pengamatan langsung dan melakukan wawancara dengan responden. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani jamur tiram dengan Jumlah baglog 5000. Menunjukkan biaya total sebesar Rp 19.108.333,/periode (4 bulan), produksi rata-rata sebanyak 4.500 kg/periode, penerimaan sebesar Rp 112.500.000,-/periode, pendapatan sebesar Rp 93.391.667,-/periode. Titik impas atau break event point (BEP) unit usahatani jamur tiram tercapai pada saat rata-rata produksi sebanyak 335 kg/periode atau dinyatakan dengan nilai sebesar Rp 8.378.754,32,-/periode ini layak dan menguntungkan karena berada diatas titik impas. Permasalahan utama yang dihadapi dalam usahatani jamur tiram yaitu, keterlambatan saat memperoleh serbuk gergaji, bibit (bahan baku) dan kelebihan produksi.Kata kunci: biaya, penerimaan, pendapatan, titik impas