Rafiq Andhika Maulana Maulana
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Komunikasi

Framing Pemberitaan Badan Intelijen Negara oleh Republika.co.id dan Detik.com Periode Juli – Agustus 2020 Rafiq Andhika Maulana Maulana; Aurelius Rofinus Lolong Teluma; Muhammad Jamiluddin Nur
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Komunikasi (JIMaKom) Vol. 2 No. 1 (2021): Budaya, Media dan Public Relations
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bingkai (framing) pemberitaan tentang Badan Intelijen Negara (BIN) pada media online Republika.co.id (ROL) dan Detik.com. Penelitian ini merupakan studi kualitatif deskriptif, yang berlandaskan pada teori konstruksi realitas oleh Berger & Luckman, dengan pendekatan analisis framing Robert Entman. Analisis framing Entman memuat empat elemen analisis yakni: pendefinisian masalah, sumber masalah, keputusan moral, dan penyelesaian masalah. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, studi kepustakaan, dan triangulasi sumber. Penelitian ini menganalisa tiga topik pemberitaan tentang BIN, pada Juli-Agustus 2020. Topik-topik tersebut yakni peralihan koordinasi BIN di bawah presiden, dugaan kelemahan BIN dalam kasus buronnya Djoko Tjandra, dan Partisipasi BIN dalam penanganan Covid-19. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan bingkai pada topik-topik pemberitaan tentang BIN, oleh ROL dan Detik.com. ROL dan Detik.com sama-sama membingkai BIN sebagai lembaga yang bekerja lebih efektif dan aman di bawah koordinasi presiden. ROL dan Detik.com juga sama-sama membingkai BIN, sebagai lembaga yang berpartisipasi dan berkolaborasi dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Perbedaan bingkai pemberitaan tentang BIN tersaji di mana ROL membingkai BIN untuk tidak patut sepenuhnya disalahkan dalam kasus buronnya Djoko Tjandra, sedangkan Detik.com membingkai BIN untuk segera dievaluasi oleh presiden akibat kinerja intelijen yang buruk.