Remaja awal tunarungu menghadapi tantangan dalam perkembangan kemandirian emosionalnya dikarenakan dampak ketulian yang menghambat komunikasi. Kemandirian emosional adalah aspek penting bagi remaja dalam dalam mencapai kedewasaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat kemandirian emosional pada remaja awal tunarungu. Penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan alat ukur Emotional Autonomy Scale (EAS). Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik responden mayoritas adalah laki-laki dan merupakan anak kedua serta seluruhnya tinggal bersama orang tua. Tingkat kemandirian emosional mayoritas responden berada pada kategori sedang. Berdasarkan dimensinya, dimensi non-dependency, perceive parent as people dan individuation berada pada kategori sedang, sementara dimensi de-idealized berada pada kategori rendah.