Pemerataan pendidikan telah mendapat perhatian sejak lama terutama di negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia. Rendahnya persentase angka partisipasi kasar perguruan tinggi menunjukan bahwa masyarakat kesulitan dalam menempuh pendidikan diperguruan tingi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model terbaik yang bisa menggambarkan angka partisipasi kasar perguruan tinggi di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Analisis yang digunakan yaitu Spasial Durbin Model(SDM) dan Ordinary Least Square(OLS). Berdasarkan analisis diperoleh kesimpulan bahwa terdapat tiga variabel yang berpengaruh terhadap angka partisipasi perguruan tinggi, yaitu persentase penduduk miskin, jumlah perguruan tinggi dan lag persentase penduduk miskin. Dan untuk model terbaik yang digunakan adalah SDM, karena memiliki perbandingan nilai error yang lebih kecil atau lebih baik dari model OLS.