Kendala terbesar pada budidaya tanaman cabai besar ialah kerontokan bunga dan buah yang terbentuk. Upaya untuk mengatasi terjadinya kerontokan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian zat pengatur tumbuh seperti NAA (Napthalene Acetic Acid). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu aplikasi dan konsentrasi NAA (Napthalene Acetic Acid) pada pertumbuhan dan hasil tanaman cabai besar, serta untuk memperoleh perlakuan yang memberikan hasil buah terbaik pada tanaman cabai besar. Penelitian ini dilak-sanakan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Kepuharjo, Kabupaten Malang pada bulan April–Agustus 2013. Percobaan ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 3 ulangan. Petak utama adalah taraf waktu aplikasi, terdiri atas 3 perlakuan yaitu Fase berbunga (F 38), Fase berbuah (F 61), Fase berbunga dan berbuah (F 38+61). Anak petak adalah kon-sentrasi NAA, terdiri atas 5 konsentrasi yaitu 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kombinasi perlakuan waktu aplikasi pada fase berbunga dengan konsentrasi NAA 150 ppm dan 200 ppm dapat meningkatkan jumlah buah terbentuk, berbeda halnya dengan bobot per buah. Bobot per buah tertinggi terdapat pada kombinasi waktu aplikasi pada fase berbunga dan berbuah dengan konsentrasi NAA 200 ppm. Perlakuan waktu aplikasi NAA pada fase berbunga menunjukkan presentase fruit set 33,20%, persentase buah rontok 28,61% dan jumlah buah panen 36,48%. Pemberian NAA dengan konsentrasi 200 ppm mampu meningkatkan 7,84% diameter buah dan mengurangi jumlah biji hingga 27,55%. Kata kunci: fruit set, waktu aplikasi NAA, konsentrasi NAA, tanaman cabai besar