Hendro Situmorang
Magister FITB

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Bulletin of Geology

STUDI GEOKIMIA BATUAN INDUK DAN PEMODELAN CEKUNGAN BLOK BERAU BARAT CEKUNGAN BERAU PAPUA BARAT Hendro Situmorang; Asep H. Kesumajana; Eddy A. Subroto
Bulletin of Geology Vol 2 No 2 (2018): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/bull.geol.2018.2.2.5

Abstract

Eksplorasi pada Cekungan Berau telah dilakukan sejak 30 tahun yang lalu. Telah dilakukan pengeboran dengan target Formasi Kais, Formasi Kembelangan Bawah dan Formasi Tipuma. Beberapa sumur kering dan pada sumur Gunung-1 ditemukan penampakan minyak (oil show). Umumnya studi yang dilakukan pada cekungan ini adalah studi reservoar dan perangkap, sedangan geokimia dan pembentukan hidrokarbon jarang dilakukan. Analisis batuan induk telah dilakukan pada setiap formasi sumur Gunung-1. Formasi yang berpotensi menjadi batuan induk pada cekungan ini adalah Formasi Kembelangan Bawah pada umur Jura dan Formasi Tipuma pada umur Trias. Hasil dari korelasi biomarker sampel minyak berkorelasi positif dan menandakan minyak tersebut satu famili. Korelasi biomarker juga dilakukan pada sampel minyak dan Formasi Kembelangan Bawah. Keduanya berkorelasi positif dan material organiknya tersusun atas campuran yang diendapkan di lingkungan estuarin. Berdasarkan hasil pemodelan cekungan, pada saat ini Formasi Kembelangan Bawah pada sumur Gunung-1 berada pada kematangan matang akhir. Formasi ini memasuki tahap matang awal pada Kapur Akhir, matang puncak pada Paleosen Akhir dan matang akhir pada Eosen Tengah. Cekungan Berau telah memiliki sistem petroleum yang lengkap. Selain kelengkapan elemen sistem petroleum, waktu pembentukan element tersebut merupakan hal yang sangat penting. Perangkap (Antiklin Misool-Onin-Kumawa) terbentuk pada Miosen Akhir-Pliosen. Minyak tidak terakumulasi dengan baik pada perangkap tersebut karena minyak telah terbentuk pada Kapur akhir. Berdasarkan kematangannya Formasi Kembelangan Bawah masih berpotensi menghasilkan minyak namun Transformation Ratio sudah mencapai 100% pada Oligosen Awal sehingga batuan induk berhenti menghasilkan