Kelelahan ketika bekerja merupakan suatu hal yang umum terjadi di kalangan software developer. Ketika tingkat kelelahan yang dialami oleh individu meningkat, dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental dan performa kerja individu. Salah satu hal yang sudah terbukti menjadi penyebab individu mengalami burnout adalah job demands. Tuntutan pekerjaan, rutinitas yang cenderung monoton, serta jam kerja yang melebihi batas dapat menjadi penyebab software developer mengalami burnout. Namun, dalam penelitian sebelumnya, ada inkonsistensi pada kuat lemahnya hubungan antara job demands dan burnout. Hal ini memungkinkan adanya variabel moderator yang mempengaruhi hubungan antara job demands dengan burnout. JD-R Model mengasumsikan bahwa job resources memiliki peranan penting sebagai buffer yang dapat menahan atau bahkan mengurangi dampak negatif dari job demands, termasuk burnout. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh job demands terhadap burnout dan peran job resources dalam memoderasi hubungan antar kedua variabel pada software developer. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif non-eksperimental dan melibatkan 112 software developer. Sampel diperoleh dengan menggunakan snowball sampling. Pengambilan data dilakukan selama empat bulan, dari bulan Maret 2022 sampai Juni 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job demands mempengaruhi burnout (b = 0.809, SE = 0.074, p = 0.000 < 0.05), namun job resources tidak dapat memoderasi hubungan antara job demands dengan burnout (b = 0.272, SE = 0.007, p = 0.590).