Penelitian ini membahas tentang tradisi A’pare-pare yang dilakukan oleh masyarakat Polombangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, yang memiliki kesamaan dengan tradisi ngasak padi yang dilakukan oleh petani Jawa. Sama halnya dengan ngasak padi, A’pare-pare merupakan kegiatan mengumpulkan sisa-sisa padi hasil penen yang dilakukan dilahan milik orang lain. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data kualitatif. Data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan, wawancara terhadap informan dan mengumpulkan dokumentasi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa alasan masyarakat Polombangkeng Selatan melakukan A’pare-pare ini bisa dipetakan menjadi dua. Pertama adalah alasan yang menggunakan persfektif agama, bahwa tidak boleh membuang-buang sesuatu yang masih bisa dimanfaatkan atau menghindari perilaku mubazir, dan yang kedua adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari terkait dengan kebutuhan pangan. Hadirnya tradisi A’pare-pare ini juga berfungsi sebagai salah satu jaringan pengaman sosial bagi masyarakat di Polombangkeng Selatan, Kabupaten Takalar.