Kota Kendari memiliki potensi besar di sektor kuliner yang didukung oleh kekayaan alam dan budaya lokal, namun UMKM di bidang ini masih menghadapi berbagai kendala seperti keterbatasan inovasi produk, rendahnya pengetahuan tentang pemasaran digital, dan kurangnya pemahaman terhadap konsep Triple Bottom Line (TBL). UMKM yang telah beroperasi lebih dari lima tahun, seperti "Bebek Gurih," mengalami stagnasi dalam pertumbuhan akibat kurangnya variasi produk dan strategi promosi yang efektif. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam penerapan inovasi dan strategi pemasaran yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode pengabdian masyarakat dengan pendekatan pelatihan, pendampingan, dan evaluasi untuk meningkatkan kapasitas UMKM dalam inovasi produk, pemasaran digital, dan implementasi TBL. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam daya tarik dan penjualan produk UMKM melalui pengembangan varian baru, penggunaan bahan lokal, dan penerapan teknologi produksi modern. Pemasaran digital juga terbukti efektif dalam meningkatkan visibilitas dan interaksi dengan konsumen, sementara penerapan TBL berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini memiliki implikasi penting bagi pengembangan strategi peningkatan daya saing dan keberlanjutan UMKM kuliner di Kendari melalui kolaborasi antar pemangku kepentingan.