Kedamaian adalah sesuatu yang diidam-idamkan oleh semua orang. Hidup damai membuat manusia akan mengalami sebuah ketenangan. Namun, cita-cita untuk hidup damai semakin sulit diwujudkan. Berbagai konflik antar umat beragama semakin menyatakan bahwa Indonesia belum berada di situasi damai. Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang menjadi pengharapan akan kedamaian dan persatuan tidak mampu menanggulangi. Semboyan sakti tersebut tidak mampu mencegah konflik terjadi. Setiap individu terlalu mementingkan idealisme yang mereka miliki. Hal ini menjadi pemicu terjadinya konflik. Perbedaan seola-olah menjadi penghancur sebuah komunal besar seperti bangsa Indonesia. Pemikiran-pemikiran merasa yang paling benar juga menjadi ancaman nyata di tengah pluralitas ini. Kedamaian semakin sulit untuk diwujudkan dengan kondisi seperti ini. Pluralitas menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Pluralitas adalah sebuah kekayaan yang hendaknya selalu dijaga oleh bangsa Indonesia, bukan malah diusik oleh kepentingan-kepentingan individu ataupun kelompok. Filsafat menjawab tantangan dalam hidup plural yang di Indonesia. Filsafat perdamaian yang diusung oleh Eric Weil menjadi jawaban atas tantangan tersebut. Dalam filsafat ini dialog menjadi sesuatu yang dikedepankan.