Sunarningsih, Sunarningsih
Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Naditira Widya

METAL AGE AND ITS PROBLEMS IN SOUTH KALIMANTAN Sunarningsih, Sunarningsih
Naditira Widya Vol 7, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v7i1.91

Abstract

Abstract. Metal age in Indonesia is the period when humans were familiar with metalworking. In general, metaltools were used for either everyday or ritual purposes. However, there are also metal tools which are used asideofacts as well as technofacts. The results of a number of archaeological researches in South Kalimantanindicate that data of metal tools are very few. Therefore, the determination on the earliest use of metal tools andthe varieties of its use has not been comprehensively understood. This paper discusses a number of archaeologicalresearches in Kalimantan in the effort to identify problems related to metal culture. The research method used inthis study was descriptive and inductive reasoning. Data were collected by studying research reports of the Centrefor Archeology, Banjarmasin, literatures on metal culture in Indonesia as well as metal tools references of thecollection of Lambung Mangkurat Museum. The results showed that metal age sites in South Kalimantan aresettlements indicated by material cultures of fragments of iron tools or iron slag. Besides fragments of iron, neitherthe complete artefacts nor the chronology, have been identified yet.
KERAMAT BATU (PATAHU) DI MASYARAKAT NGAJU, KALIMANTAN TENGAH Sunarningsih, Sunarningsih
Naditira Widya Vol 9, No 2 (2015): OKtober 2015
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v9i2.124

Abstract

Masyarakat Ngaju yang tinggal di sepanjang Sungai Kahayan dan Sungai Kapuas Kalimantan Tengah merupakankomunitas asli. Mereka mengenal kepercayaan Kaharingan dan masih mengadakan ritual yang berkaitan dengan daurkehidupan dan kematian. Salah satu bangunan yang dimiliki oleh setiap desa di masyarakat Ngaju adalah keramat batuatau yang biasa disebut dengan patahu. Artikel ini mengkaji tentang ragam bentuk dan fungsi, serta perubahan fungsikeramat batu di masyarakat sekarang. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan penalaran induktif. Data patahudikumpulkan melalui kegiatan survei dan wawancara. Berdasarkan hasil observasi dan analisis dapat diketahui bahwamayoritas bentuk batu yang dikeramatkan adalah batu bentukan alam, dan ada bentuk lain yang memberi petunjuk padamasuknya pengaruh luar di masyarakat. Selain itu, meskipun kepercayaaan terhadap kekuatan keramat batu tetap lestari,tetapi fungsi utama keramat batu di masyarakat telah berubah, hanya sebagai simbol penjaga desa.
SEBARAN SITUS PEMUKIMAN KUNA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO Sunarningsih, Sunarningsih
Naditira Widya Vol 6, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v6i2.87

Abstract

Abstrak. Sungai Barito dan anak-anak sungainya yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mengandungbanyak situs pemukiman dari masa yang berbeda. Situs-situs pemukiman prasejarah, baik tertutup (gua) maupunterbuka (tepian sungai), yang telah diteliti ditemukan di kawasan lereng barat Pegunungan Meratus, yang masukdalam wilayah administratif Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten HuluSungai Selatan, Kabupaten Tapin, dan Kabupaten Barito Kuala. Namun, ternyata hasil analisis artefaktual danpertanggalan mutlak menunjukkan bahwa sejumlah situs pemukiman terbuka masa prasejarah dapat dikategorikanjuga sebagai situs proto-histori dan masa pengaruh kebudayaan India. Situs-situs pemukiman dengan karakteristikperiodisasi beragam menggambarkan bahwa terdapat kontinuitas dalam konsep pemilihan lokasi hunian yangsama. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini membahas pola persebaran situs-situs pemukiman kuna tersebut. Hasilstudi pemukiman terbuka ini menunjukkan bahwa pola persebaran situs pada Sungai Barito cenderung linearsejajar dengan badan sungai.
BARK-CLOTH AND BARK-CLOTH BEATER FROM THE INDONESIAN ARCHIPELAGO Sunarningsih, Sunarningsih
Naditira Widya Vol 5, No 1 (2011): April 2011
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v5i1.62

Abstract

Abstract. Archaeological remains of bark-cloths in the Indonesian Archipelago are few and leavingus only bark-cloth beaters. On the other hand, remains of bark-cloth can still be found in associationwith bark-cloth beaters in China, Taiwan, Thailand, and Malaysia. Nevertheless, a number of villagesin Indonesia are still producing bark-cloth; hence the inventory and documentation of suchethnographic data can still be carried out. Many museums in Europe collect ornamented barkcloths.Today, the productions of bark-cloths in the Indonesian Archipelago are intended as souvenirs,for instance, wall ornament. Apparently, the existence of bark-cloths in the past is closely related tothe identity of a society. Thus, this article discusses the remains of bark-cloth beaters found inIndonesia in comparison to that of in other Asian countries and their ethnographic data. Informationon bark-cloth beaters were collected from publications and archaeological research reports of BalaiArkeologi Banjarmasin (Centre for Archaeology, Banjarmasin). The outcome of the discussion wasintended to motivate further comprehensive research on bark-cloth beaters.
DINAMIKA SANDUNG DI HULU SUNGAI KAHAYAN Sunarningsih, Sunarningsih
Naditira Widya Vol 9, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v9i1.120

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan mengalir di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dan bermuara di LautJawa. Di sepanjang DAS Kahayan ini bermukim masyarakat Ngaju yang menjadi mayoritas. Sandung merupakan bangunankubur yang digunakan oleh masyarakat Ngaju dari dulu hingga sekarang. Tulisan ini akan membicarakan penggunaansandung dan perubahannya pada masyarakat Ngaju di hulu DAS Kahayan. Metode yang digunakan adalah deskriptifeksplanatif. Data yang digunakan diperoleh melalui survei dan wawancara yang dilakukan pada 2013. Selain itu, jugadilakukan penelusuran terhadap data pustaka untuk membantu dalam analisis dan interpretasi. Dari data yang didapatkandan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa perubahan terjadi pada penggunaan sandung sebagaitempat kubur sekunder oleh masyarakat Ngaju, terlihat pada letak, bentuk, pemilihan bahan, dekorasi (motif hias), dankonsep. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan tata cara hidup (bermukim), ketersediaan bahan baku di lingkungansekitar, perubahan cara pandang masyarakat terhadap keberadaan sandung, perubahan kepercayaan keluarga si matiyang menyediakan bahan pembuatan sandung, dan perubahan tren.
RAGAM HIAS SENI UKIR PADA BANGUNAN TRADISIONAL BANJAR DULU DAN SEKARANG Sunarningsih, Sunarningsih
Naditira Widya Vol 2, No 1 (2008): Naditira Widya Vol. 2 No.1
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v2i1.161

Abstract

Banjarese traditional house-on-stils present different characteristics to those of other communities. In the past, such houses were abundantly built, but one can hardly ever build one today. Presently, many old Banjarese traditional house-on-stils have highly weathered and damaged. Such house which is richly ornamented is the bubungan tinggi. This article discusses ornaments carved on the old Banjarese traditional house-on-stilts, and the possibilities of people today persist on using it.
KIPRAH ARKEOLOGI DAN PERAN IAAI KOMDA KALIMANTAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Sunarningsih, Sunarningsih
Naditira Widya Vol 8, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v8i2.111

Abstract

Sebagai insan cendekia yang mempelajari kehidupan masa lalu, arkeolog mempunyai tanggung jawab untuk menyusun danmenyebarkan informasi yang dihasilkan dari kajiannya kepada masyarakat. Beragam cara dapat dilakukan untuk dapat membagiinformasi penting tentang kehidupan masa lalu tersebut, antara lain dengan publikasi hasil penelitian dalam bentuk berbagai terbitan(buku dan artikel), pameran, seminar, dan sosialisasi. Masih banyak cara lainnya yang bisa dilakukan oleh seorang arkeolog untukmembagi informasi kepada masyarakat. Dengan menggunakan sebuah organisasi profesi, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI),terutama di Komisariat Daerah (Komda) Kalimantan, diharapkan peran arkeolog di masyarakat, khususnya Kalimantan, lebih dapatdirasakan. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis mencoba untuk membahas peran arkeolog terhadap keberadaan kurikulum2013, yang mulai diberlakukan pada sekolah (SD, SMP, dan SMA) di Indonesia. Kurikulum pendidikan yang fokus pada pendidikankarakter dirasakan perlu diterapkan seiring dengan perubahan dan tuntutan yang berkembang saat ini. Tulisan ini bersifat deskriptif,pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka (buku dan koran), dan observasi terhadap kegiatan pengembangan yangdilakukan oleh institusi penelitian arkeologi di Kalimantan, yaitu Balai Arkeologi Banjarmasin dan kegiatan yang sudah dilakukan olehIAAI Komda Kalimantan. Hasil penelusuran terhadap sumber tertulis dan observasi tersebut akan dievaluasi dan selanjutnya disusunkegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh para arkeolog yang tergabung dalam IAAI (Komda Kalimatan) untuk berperan lebih aktifdalam pelaksanaan kurikulum 2013.
SITUS-SITUS PEMUKIMAN TEPIAN SUNGAI DI KALIMANTAN SELATAN Sunarningsih, Sunarningsih
Naditira Widya Vol 5, No 2 (2011): Oktober 2011
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v5i2.76

Abstract

Abstrak. Kalimantan dan sungainya tidak bisa dipisahkan. Sungai besar dan kecil mengalir saling-silang dari arahhulu ke hilir. Salah satu sungai besar yang membelah kota-kota di Kalimantan Selatan adalah Sungai Barito. SungaiBarito memiliki banyak anak sungai yang mengalir di seluruh penjuru propinsi yang paling kecil di Pulau Kalimantan.Dari aliran Sungai Barito inilah muncul peradaban manusia. Keberadaan sungai tidak hanya menjadi sumberkehidupan masyarakat, tetapi lewat sungai jugalah kebudayaan di wilayah ini menyebar. Oleh karena itu, tidaklahmengherankan apabila sisa-sisa peradaban manusia dari setiap periode kehidupan masa lalu banyak dijumpai disepanjang tepian sungai. Sejumlah penelitian sisa pemukiman kuna di tepian sungai telah dilakukan oleh BalaiArkeologi Banjarmasin sejak 1994 hingga saat ini. Hasil penelitiannya memberikan informasi bahwa sejak masaprasejarah sampai masa kini, masyarakat di Kalimantan Selatan ini tetap memanfaatkan tepian sungai sebagaitempat tinggal dan tempat beraktivitas sehari-hari. Tulisan ini mengkaji kembali hasil penelitian yang diperolehselama ini agar dapat memahami permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam melakukan penelitianpemukiman. Hasil pengkajian kembali tersebut ditujukan untuk membangun strategi penelitian yang lebih baik, agarhasil penelitian pemukiman di masa mendatang lebih berbobot dalam upaya merekonstruksi sejarah kebudayaanhunian manusia masa lampau, terutama di wilayah Kalimantan Selatan.