Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Anatomica (Anatomica Medical Journal)

Hubungan Panjang Telapak Kaki terhadap Tinggi Badan Pada Suku India di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2018 Sha Fira; Abdul Gafar Parinduri
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v3i3.4654

Abstract

Latar Belakang: Identifikasi merupakan pemeriksaan penting dalam menentukan kejelasan identitas seseorang. Tinggi badan merupakan salah satu parameter penting dalam proses identifikasi dan antropologi forensik. Tinggi badan dapat ditentukan dengan pengukuran tulang-tulang panjang penyusun tubuh. Formula dari persamaan regresi menggunakan panjang telapak kaki, jenis kelamin, dan usia mempunyai perkiraan yang valid dari tinggi badan yang berguna dalam konteks klinis. Metode:  Rancangan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Subjek penelitian sebanyak 70 orang suku India di Medan Sunggal yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode random sampling. Hasil: Panjang telapak kaki memiliki korelasi yang positif dan signifikan terhadap tinggi badan dengan koefisien korelasi yang berkisar antara 0,948 hingga 0,997 (p<0,001). Persamaan regresi linear yang didapatkan menunjukkan Standard Error of the Estimate (SEE) yang berkisar antara 1,391 hingga 2,779 (p<0,001).  Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara panjang telapak kaki terhadap tinggi badan dengan korelasi yang kuat hingga sangat kuat, sehingga tinggi badan dapat diperkirakan dengan mengukur panjang telapak kaki melalui persamaan regresi linier.
Identifikasi Tulang Belulang Abdul Gafar Parinduri
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.447 KB) | DOI: 10.30596/anatomica

Abstract

: Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang.Melalui proses identifikasi tulang belulang, kita dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan identitas seseorang seperti ras, jenis kelamin, umur, dan perkiraan tinggi badan.Pada laporan kasus ini dibahas identifikasi tulang belulang yang ditemukan oleh warga masyarakat di suatu tempat, yang diduga berasal tulang belulang manusia. Penemuan ini dilaporkan ke polisi untuk dilakukan penyidikan. Setelah itu, tulang belulang ini diidentifikasi oleh ahli forensik berdasarkan surat permohonan visum dari polisi. Pada kasus ini diidentifikasi sebanyak 128 potongan tulang belulang manusia yang tidak lengkap. Tulang belulang ini dibedakan berdasarkan penilaian persamaan atau perbedaan bentuk tulang, ukuran tulang, warna tulang, kepadatan (kompak) tulang, jumlah keseluruhan tulang, kiri dan kanan tulang serta penilaian terhadap bagian-bagian dari tulang belulang tersebut. Dari hasil pengamatan ini, maka dapat dinyatakan bahwa tulang belulang tersebut berasal dari tulang manusia.KATA KUNCI: identifikasi tulang belulang, jenis kelamin
Hubungan Panjang Lengan Atas dengan Tinggi Badan pada Suku India muhammad verza praditya; Abdul Gafar Parinduri
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v3i3.4653

Abstract

Mengidentifikasi rangka yang tak dikenal adalah pemeriksaan yang sangat penting untuk mengetahui identitas seseorang. Penentuan tinggi badan menjadi penting untuk proses identifikasi dalam bidang forensik. Formula dari persamaan regresi menggunakan panjang lengan atas, jenis kelamin, dan usia mempunyai perkiraan yang valid dari tinggi badan yang berguna dalam konteks klinis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang lengan atas dengan tinggi badan pada populasi suku India. Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional design. Subjek pada penelitian ini sebanyak 70 orang suku India di daerah Medan Sunggal yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Panjang lengan atas memiliki nilai korelasi yang berkisar antara 0,893 sampai 0,982 (p<0,001). Nilai pada Standard Error of the Estimate (SEE) yang telah didapatkan berkisar antara 0,904 hingga 3,932 (p<0,001). Pada penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara panjang lengan atas terhadap tinggi badan dengan nilai korelasi yang sangat kuat sehingga tinggi badan dapat diperkirakan dengan mengukur panjang lengan atas melalui persamaan regresi linier.Kata Kunci: antropometri, panjang lengan atas, persamaan regresi, tinggi badan.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Pegawai Non Medis Mengenai Visum Et Repertum (VER) di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Abdul Gafar Parinduri
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.461 KB) | DOI: 10.30596/anatomica

Abstract

Abstrak: Visum Et Repertum (VER) mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu dan praktek kedokteran, namun angka dilakukannya VER mulai menurun. Kendala yang sering di hadapi di lapangan oleh penyidik untuk mendapatkan bukti yang lebih jelas dalam mengungkapkan suatu kasus sering menjadi tidak lengkap karena tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengenai VER. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya VER serta penghambatnya. Penelitian ini adalah penelitian survey dimana disain penelitian berbentuk deskriptif cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah Pegawai Non Medis RSUD Deli Serdang sebanyak 110 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan conscutive sampling. Jumlah sampel yang diambil adalah 63 orang berdasarkan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data yang di peroleh diolah dengan SPSS 20 berdasarkan tabel distribusi frekuensi. Tingkat pengetahuan pegawai non medis d RSUD Deli Serdang tentang VER baik sebesar 74,6 %.Kata kunci: pengetahuan, visum et repertum, masyarakat. Description of Non Medical Knowledge about Visum Et Repertum (VER) at General Hospital Regions Deli Serdang Lubuk Pakam Deli Serdang District Abstract: Visum Et Repertum has an important role in the development of science and practice of medicine, but the figures do Visum Et Repertum began to decline. constraints are often in the face in the field by investigators to obtain evidence which reveals more clearly in a case often be incomplete because of the level of public knowledge are still lacking regarding the Visum et Repertum. This study aims to determine the level of public knowledge about the importance Visum Et  Repertumand inhibiting. This study is a survey research design in which the form of a descriptive cross sectional study. Population in this study is the Non Medical Employees some 110 people’s. Sampling techniques using consecutive sampling. The sample’s are 63 people’s based on inclusion criteria. Instrument used was a questionnaire. data that was obtained by SPSS 20 and based on frequencies distribution table. Sub-district level of public knowledge about the knowledge of Non Medical Employees about visum Et Repertum is better of 74.6%.  Keywords: Knowledge, Visum et Repertum, community
Kematian Akibat Luka Tembak Sangat Dekat Abdul Gafar Parinduri
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v4i1.6649

Abstract

Saat ini korban karena kekerasan luka tembak, sangat sering didapati karena semakin banyak anggota masyarakat sipil memiliki senjata api, baik untuk pertahanan diri, maupun untuk tujuan lain. Pada prinsipnya pemeriksaan korban luka tembak, sama halnya dengan pemeriksaan luka pada trauma lain, namun ada satu yang spesifik yaitu dokter harus mengetahui dan memahami tentang senjata api, amunisi dan peluru(1). Pada luka tembak terdapat dua jenis luka, diantaranya, luka tembak masuk dan luka tembak keluar. Luka tembak masuk terdiri dari: luka tembak tempel (contact wound), Luka tembak sangat dekat (close wound), luka tembak dekat (near wound), dan luka tembak jauh (distant wound)(1,2).Laporan kasus ini bertujuan untuk menentukan perihal penyebab kematian korban yang ditemukan melalui pemeriksaan forensik dan histopatologi, apakah korban meninggal karena bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan. Kasus terjadi di Serdang Bedagai, seorang perempuan umur 45 tahun, korban ditemukan meninggal di rumahnya. Pada pemeriksaan luar dan dalam dijumpai satu luka tembak masuk pada pipi sebelah kanan menembus rongga mulut, merobek pembuluh darah besar leher kanan, menembus paru-paru kanan bagian atas, menembus tulang iga 5 dan 6 kanan bagian belakang, proyektil berada di lapisan otot punggung kanan, dijumpai luka tembak masuk pada leher kanan, menembus kulit leher kanan (luka tembak keluar) dan dijumpai luka lecet dari leher kanan ke rahang kiri bawah (saluran anak peluru).   Kesimpulan bahwa bahwa penyebab kematian korban adalah mati lemas akibat perdarahan yang banyak pada rongga dada oleh karena anak peluru (proyektil) yang menembus jaringan paru akibat luka tembak sangat dekat dan korban diduga dibunuh.Kata kunci:  Kekerasan, Luka Tembak, Pembunuhan