Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : BKM Public Health and Community Medicine

Bagaimana Motivasi Berhenti Merokok Mahasiswa Di Kampus Kesehatan Yogyakarta? Heni Trisnowati; Eka Santi Sabariah; Yelli Yani Rusyani
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.292 KB) | DOI: 10.22146/bkm.35494

Abstract

Latar Belakang :  Masalah rokok sudah menjadi masalah nasional bahkan menjadi masalah internasional. Lebih dari 60 juta penduduk Indonesia mengalami ketidakberdayaan akibat dari adiksi nikotin rokok, dan kematian akibat mengkonsumsi rokok tercatat lebih dari 400 ribu orang per-tahun. Sebagai salah satu upaya membantu perokok untuk berhenti merokok diperlukan informasi mengenai gambaran motivasi berhenti merokok. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi perokok pada responden penelitian dan untuk mengetahui motivasi berhenti merokok pada mahasiswa di kampus kesehatan Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendektan cross sectional. Jumlah  Populasi penelitian 274 orang sementara sample diambil dengan menggunakan accidental sampling sebanyak 163 orang. Data tentang karakteristik dan gambaran motivasi berhenti merokok mahasiswa diperoleh dari kuesioner Richmount Test kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan sistem komputer  Hasil: Jumlah mahasiswa yang merokok sebanyak 20 orang (12.3%) sementara proporsi perokok laki-laki 4 kali lebih besar dibanding perokok wanita dan semua perokok mempunyai keinginan berhenti merokok. Pada kelompok laki-laki, terdapat 15 orang (32.6%) yang merokok sementara pada kelompok perempuan ada 5 orang (4.3%) yang merokok. Gambaran motivasi berhenti merokok sebagai berikut : mahasiswa yang sangat tertarik untuk berhenti merokok sebanyak 12 orang (60%); Jumlah mahasiswa yang akan berhenti merokok 7 orang (35%) sementara ada 9 orang (45%) kemungkinan akan menjadi non perokok. Kesimpulan: Semua responden yang merokok memiliki motivasi untuk berhenti merokok. Hal ini memberi peluang bagi promotor kesehatan dan penggiat tobacco control untuk membantu perokok berhenti merokok dalam bentuk edukasi atau layanan berhenti merokok.   
Bagaimana motivasi berhenti merokok mahasiswa di kampus kesehatan Yogyakarta? Heni Trisnowati; Eka Santi Sabariah; Yelli Yani Rusyani
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.117 KB) | DOI: 10.22146/bkm.37686

Abstract

Masalah rokok sudah menjadi masalah nasional bahkan menjadi masalah internasional. Lebih dari 60 juta penduduk Indonesia mengalami ketidakberdayaan akibat dari adiksi nikotin rokok, dan kematian akibat mengkonsumsi rokok tercatat lebih dari 400 ribu orang per-tahun. Sebagai salah satu upaya membantu perokok untuk berhenti merokok diperlukan informasi mengenai gambaran motivasi berhenti merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi perokok pada responden penelitian dan untuk mengetahui motivasi berhenti merokok pada mahasiswa di kampus kesehatan Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah Populasi penelitian 274 orang sementara sampel diambil dengan menggunakan accidental sampling sebanyak 163 orang. Data tentang karakteristik dan gambaran motivasi berhenti merokok mahasiswa diperoleh dari kuesioner kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan sistem komputer. Jumlah mahasiswa yang merokok sebanyak 20 orang (12.3%) sementara proporsi perokok laki-laki 4 kali lebih besar dibanding perokok wanita dan semua perokok mempunyai keinginan berhenti merokok. Pada kelompok laki-laki, terdapat 15 orang (32.6%) yang merokok sementara pada kelompok perempuan ada 5 orang (4.3%) yang merokok. Gambaran motivasi berhenti merokok sebagai berikut: mahasiswa yang sangat tertarik untuk berhenti merokok sebanyak 12 orang (60%); Jumlah mahasiswa yang akan berhenti merokok 7 orang (35%) sementara ada 9 orang (45%) kemungkinan akan menjadi non perokok. Sebagian besar (65%) perokok mempunyai motivasi sedang untuk berhenti merokok. Kesimpulan penelitian ini adalah semua responden yang merokok memiliki motivasi untuk berhenti merokok. Hal ini memberi peluang bagi promotor kesehatan dan penggiat tobacco control untuk membantu perokok berhenti merokok dalam bentuk edukasi atau layanan berhenti merokok.
[PHS4] Gerakan Masyarakat Cinta Sehat (Germacis) Sebagai Strategi Mengendalikan Penyakit Tidak Menular: Studi Pada Kampung di Yogyakarta Heni Trisnowati; Utari Marlinawati; Naomi Nisari R.S.
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 11 (2018): Proceedings of the 4th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.835 KB) | DOI: 10.22146/bkm.39777

Abstract

Latar belakang : Penyakit Tidak Menular (PTM) mendominasi penyebab kematian di Yogyakarta. Kampung Jogokaryan merupakan bagian dari Kota Yogyakarta memiliki Kasus hipertensi dan diabetes melitus cukup tinggi. PTM ini dipicu oleh pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, kurang aktifitas fisik dan kegemaran makan gorengan. Disisi lain, kampung ini memiliki modal sosial seperti kebiasaan gotong royong, posyandu lansia, kelompok arisan ibu-ibu dan bapak-bapak yang aktif. Berdasarkan peluang tersebut telah dilakukan Germacis untuk mengendalikan masalah PTM dan kebiasaan merokok di Kampung Jogokaryan, Yogyakarta.Metode Pelaksanaan : Intervensi program gerakan masyarakat cinta sehat diawali dengan melakukan need assesment pada tokoh masyarakat melalui wawancara kemudian melakukan pertemuan dengan kelompok PKK atau dasawisma dan sosialisasi program. Kemudian dilakukan perencanaan program bersama masyarakat untuk menentukan program yang akan dijalankan. Terakhir  dilakukan deklarasi gerakan masyarakat cinta sehat dengan kegiatan yang telah disepakati masyarakat. Hasil & Rekomendasi : Tahapan Program Germacis terdiri dari 5 tahap yaitu : 1) Pengembangan invonasi : bersama tokoh masyarakat merumuskan program (edukasi, deteksi dini PTM, senam, jalan sehat, dan penggunaan media promosi kesehatan, serta deklarasi;  2) Diseminasi Program : soialisasi program pada kelompok arisan ibu-ibu, kelompok arisan bapak-bapak, kelompok lansia, dan kelompok senam kampung;  3)Adopsi Program : sasaran merespon program  dan menerima program; 4)Implementasi Program : program dilaksanakan secara bertahap  melalui edukasi dengan media promosi kesehatan, deteksi dini PTM, dan partnership dengan tokoh masyarakat; 5) keberlangsungan dan pemeliharaan program : dilakukan deklarasi Germacis kemudian disebarkan luaskan oleh stakeholder  pada setiap pertemuan warga. Program Germacis dapat direplikasi pada wilayah lain dengan memperhatikan karakteristik masyarakat setempat agar program berhasil.