Rizki, Sandi Muhammad
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Jl. Sunter Permai Raya, Jakarta Utara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : EduChemia: Jurnal Kimia dan Pendidikan

Efektivitas Antifungi dari Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamommum burmanni) terhadap Candida albicans Rizki, Sandi Muhammad; Panjaitan, Riong Seulina
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.162 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v3i2.3207

Abstract

Abstrak: Penyakit kandidiasis yang disebabkan oleh jamur Candida albicans menginfeksi rongga mulut. Dimana jenis jamur ini telah mengalami resistensi terhadap obat antifungi dari golongan azole. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencarian bahan baku obat dari bahan alami. Kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii) mengandung minyak atsiri yang memiliki kemampuan sebagai antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif dari minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii) dan efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. Metode yang digunakan dalam mengisolasi minyak atsiri adalah metode destilasi uap dan air. Selanjutnya, dilakukan karakterisasi menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrophotometry (GC-MS) untuk mengetahui kandungan senyawa minyak atsiri tersebut. Kemudian dilakukan pengukuran efektivitas antifungi dari minyak atsiri tersebut terhadap Candida albicans dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Kontrol positif yang digunakan adalah ketokonazol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cinamaldehyde (60,72%) dan cinnamyl acetate (24,88 %) merupakan senyawa aktif terbesar yang terkandung dalam minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanni). Selanjutnya, konsentrasi terkecil (20%) minyak atsiri memberikan diameter zona bening sebesar 32,10 mm, lebih besar dibandingkan zona bening dari kontrol positif (ketokonazol) yaitu 26,56 mm dan konsentrasi 100% memberikan zona bening sebesar 39,83 mm.