@article{IPI2620563, title = "Penemuan Papyrus Chester Beatty Bizantium 46 dan Konsekuensinya terhadap Penetapan Surat Ibrani Sebagai Kanon Perjanjian Baru", journal = "Sekolah Tinggi Teologi Happy Family", volume = "Vol. 1 No. 1 (2015): Dunamos (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen)", pages = "", year = "2015", url = https://jurnal.stthappyfamily.ac.id/index.php/jtpkd/article/view/15/18 author = "Melvin Berlianno Setiawan", abstract = "Salah satu problema yang paling sulit dalam Studi Perjanjian Baru adalah hal menetapkan kepengarangan surat Ibrani. Beberapa ahli berargumentasi bahwa pengarangnya adalah adalah Paulus, sementara yang lain mengatakan bahwa orang-orang lain lebih cocok sebagai pengarang. Artikel ini telah membahas problem itu dengan menunjukkan bahwa bukti penempatan surat Ibrani segera setelah surat Roma dalam papyrus Chester Beatty Bizantium 46 adalah suatu bukti tekstual masuknya surat tersebut dalam kanon Perjanjian Baru. Sementara asal-usul kerasulannya dari Barnabas dilandaskan pada fakta bahwa surat ini secara dominan dipenuhi dengan penguraian sistem keimaman Yahudi, yang daripadanya ia berasal. Namun demikian, keunikan yang paling menentukan dari konsep “perjanjian baru” sebagai lawan dari “perjanjian pertama”, mendukung kedekatan Branabas dengan Paulus karena ia-lah yang memromosikan kedudukan pembela baginya dalam hal pembebasan dari kewajiban sunat bagi Gereja Antiokhia.", }