An1mage Jurnal Studi Kultural
Vol 4 No 2 (2019): An1mage Jurnal Studi Kultural

Membaca Hasil Pemilu Indonesia Tahun 2019

Siregar, Mangihut (Unknown)



Article Info

Publish Date
03 Jul 2019

Abstract

Sejak reformasi tahun 1998, Indonesia sudah berhasil melangsungkan beberapa kali pemilihan umum (Pemilu) yaitu, tahun 1999, 2004, 2009, 2014 dan 2019. Setiap Pemilu selalu mengalami perubahan undang-undang (UU). Perubahan ini diakibatkan kelemahan yang masih terjadi dalam setiap UU tersebut dan juga pergantian pemenang Pemilu. Pergantian pemenang Pemilu mengakibatkan perubahan UU karena harus disesuaikan dengan kepentingan partainya dan juga koalisinya. Pemilu tahun 2019 dikatakan Pemilu yang paling rumit di dunia. Dikatakan paling rumit karena Pemilu kali ini dilangsungkan secara serentak dalam satu hari untuk memilih presiden/wakil presiden dan anggota legislatif. Banyak pujian dari negara luar akan pelaksanaan Pemilu pada tanggal, 17 April 2019 yang berjalan dengan baik. Hasil Pemilu sudah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada tanggal, 23 Mei 2019. Untuk pemilihan presiden/wakil presiden dimenangkan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan kemenangan 55,41%, dan untuk legislatif dimenangkan PDI-P sebesar 19,33%. Kelompok yang menang menyambut baik hasil Pemilu dan mengatakan Pemilu 2019 berjalan sangat baik. Sebaliknya kelompok yang kalah menyebut, Pemilu 2019 merupakan Pemilu yang terjelek selama reformasi. Penilaian ini didasari akan kepentingan kelompok masing-masing. Apabila sesuai dengan kepentingannya disebut kebenaran, sebaliknya apabila berbeda dengan kepentingan sangat jauh dari kebenaran. Kebenaran dinilai berdasarkan kepentingan bukan berdasarkan fakta dan data.

Copyrights © 2019






Journal Info

Abbrev

ajsk

Publisher

Subject

Arts Humanities Decision Sciences, Operations Research & Management Education Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Description

An1mage Jurnal Studi Kultural (AJSK ISSN: 2477-3492) menerima karya yang kritis, menguak mitos, membantu yang lemah dan terpinggirkan (termarginalkan) dalam melawan balik dari ketertindasan. Mayoritas belum tentu kuat, minoritas belum tentu lemah dan terpinggirkan. Mari membangun bangsa dengan ...