Memiliki tubuh yang ideal, tentu saja menjadi hal yang diinginkan oleh banyak individu terutama perempuan. Namun, keinginan untuk memiliki tubuh yang ideal dan indah dilanjutkan dengan keinginan untuk memperlihatkan keseluruhan tubuh atau sebagian tubuh yang umumnya disembunyikan, yang sering dikenal dengan nude photography, menjadi fenomena yang menarik dikaji dalam persperktif abnormalitas. Penelitian dengan pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk untuk mengetahui gambaran perilaku eksibisionis pada perempuandi komunitas nude photography dan mengetahui dapat atau tidaknya menegakkan diagnosa Eksibisionis disorder pada mereka. Penelitian ini didahulukan dengan menganalisa data sekunder tentang pendapat fotografer tentang nude photography yang akan menggambarkan batasan yang menunjukkan nude photography termasuk dalam karya seni dan tidak mengarah kepada pornografi, tidak terlalu vurgar, tidak menunjukkan alat genital secara frontal, tidak memperlihatkan pubic hair, samar-samar dalam mengeksplorasi lekuk tubuh dan menunjukkan kekaguman karena keindahan yang ditunjukkan pada karya seni tersebut. Subyek model nude photography menunjukkan kecenderungan perilaku ekshibisionisme dan memiliki perasaan kesepian yang tinggi disertai dengan dorongan seksual yang juga tinggi sehingga saat ia merasakan stres maka akan memilih melakukan coping stress dengan melakukan foto telanjang.
Kata Kunci : Nude photography, Fotografer, Exhibisionist Disorder
Copyrights © 2016