Di Indonesia sekitar 50 juta atau 25% dari 220 juta penduduk mengalami gangguan jiwa, di Jawa Barat (2,2%), (Depkes RI, 2007), dari data tersebut tidak semua datang untuk berobat baik ke rumah sakit jiwa, atau ke Puskesmas , yang datang ke rumah sakit jiwa pun, pasien sudah dalam taraf gangguan jiwa berat. Alasan dari keluarga menyatakan malas mengantar dan  banyak kesibukan, pasiennya tidak mau untuk kontrol karena merasa sudah sembuh, sedangkan pengobatan untuk pasien gangguan jiwa harus teratur sampai menurut dokter sudah dinyatakan boleh berhenti. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan klien gangguan jiwa untuk minum obat antara lain yaitu peran keluarga, sosial ekonomi, sikap klien, motivasi, ingatan atau memori klien serta informasi dari petugas kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan psikososial keluarga terhadap kepatuhan berobat pada pasien gangguan jiwa di Desa Kerta Jaya,Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel 88 orang dengan cara penumpulan data dengan kuesioner berupa angket /pertanyaan –pertanyaaan yang ditujukan pada keluarga dan pasien gangguan. Hasil penelitian menunjukan p-value = 0.026 (<0.05) sehingga dapat disimpulkan Ho di tolak dan Ha diterima, dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan psikososial keluarga dengan kepatuhan berobat. Dan didapatkan OR 0.909 yang artinya dukungan psikososial keluarga mempunyai probabilitas 1 kali terhadap kepatuhan berobat. Kesimpulan sebanyak 36 (40,9%) responden memberikan dukungan psikososial keluarga terhadap kepatuhan berobat pasien gangguan jiwa di PKM Cibatu Kabupaten Garut,sebanyak 74 (84,1%) responden patuh berobat pada pasien gangguan   Jiwa. .Kata Kunci     : Dukungan Psikososial Keluarga , kepatuhan BerobatÂ
Copyrights © 2018