Fazlur Rahman adalah tokoh neomodernisme yang hidup pada awal abad 20. Ia dibesarkan ditengah keluarga yang menganut tradisi madzhab Hanafi. Ia telah menghapal ayat-ayat Al-Qur’an sebanyak 30 juz semenjak usia sepuluh tahun. Kendatipun kecenderungan keluarga masih berkutat pada bentuk masyarakat tradisi, namun pola prilaku kekeluargaan sangat akomodatif terhadap unsur modernitas. Ayahnya sangat menghargai pendidikan sistem modern. Sehingga dorongan keluarganya itulah yang banyak mempengaruhi pemikiran Fazlur Rahman di kemudian hari. Background tradisi yang dikembangkan di lingkungan keluarganya menjadikan Fazlur Rahman mencoba menggabungkan modernisme dan tradisionalisme. Menurutnya. Antara modernism dan tradisionalisme dapat hidup berdampingan bak sepasang kekasih. Modernisme bukanlah sesuatu yang harus di tolak, dan pada sisi yang lain alam tradisionalisme juga tidak perlu dikesamapingkan. Dalam hal pendidikan, Fazlur Rahman berpendapat bahwa dikotomi antara pendidikan Islam dan pendidikan modern (baca barat) menurutnya tidak perlu terjadi. Menurutnya pendidikan haruslah membuat peserta didik mampu meluaskan ufuk wawasan keilmuannya tanpa adanya perbedaan antara pendidikan Islam dan pendidikan modern. Karena peserta didik tidak akan memperoleh kemajuan dalam meraih tujuan-tujuan Islam.. Untuk dapat menggabungkan antar modernisme dan tradisionalisme, Fazlur Rahman menganjurkan untuk menggunakan teknik-teknik riset modern.
Copyrights © 2017