Tulisan ini menyajikan sebagian hasil workshop dan penelusuran potret literasi remaja Desa wisata Senaru dengan fokus literasi membaca. Melalui diskusi terbuka ditemukan berbagai persoalan dalam hal membaca, yakni rendahnya minat baca, hambatan membaca problem atik. Tidak konsentrasi pada saat membaca, dan ketiadaan hobi membaca. Problem remaja dalam membaca adalah (1) membaca belum menjadi kebutuhan, (2) membaca dinilai sebagai sarana belajar formal, (2) lingkungan sekolah tidak memberi ruang bagi keterampilan membaca, dan (3) faktor teks, serta (5) faktor self-literasi. Capaian workshop adalah timbulnya kesadaran peserta bahwa membaca adalah kebutuhan. Sebagai kebutuhan, membaca harus dipacu motivasinya, direduksi hambatannya, disediakan lingkungan dan fasilitasnya. Lembaga pendidikan memiliki peran untuk penyadaran dan penguatan minat baca. Para pemangku kepentingan di Desa memiliki komitmen untuk menggalakkan minat baca dan mendorong peran aktif sekolah untuk memacu minat baca remaja.
Copyrights © 2016