Salah satu organisme yang hidup di wilayah hutan mangrove yaitu Kepiting Bakau. Organism ini hidup di daerah muara sungai dan rawa pasang surut yang banyak ditumbuhi vegetasi mangrove. Saat ini, pemanfaatan kepiting bakau masih mengharapkan tangkapan dari alam, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan media bak fibber (perlakuan A) dan kurungan bambu (perlakuan B).Tujuan dari penelitian untuk mengetahui pertambahan bobot tubuh kepiting bakau (Scylla Serrata) yang efektif dicapai berdasarkan metode pemeliharaan meggunakan wadah berbeda. Hewan uji yang digunakan adalah kepiting bakau (Scylla serrata) dengan ukuran bobot awal berkisar 200 ? 300gr. Pakan yang digunakan adalah ikan momar (Decapterus sp.) penelitian dirancang dengan dua perlakuan dan lima ulangan. Pemberian pakan sebesar 15% dari bobot tubuh hewan uji. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara kedua wadah budidaya dimana dari pertambahan bobot mutlak kepiting bakau, perlakuan A bobot awal 254,4 g meningkat menjadi 289,6 g pada perlakuan B bobot awal 260,8 g meningkat menjadi 342,2 g. hasil yang sama ditunjukan juga pada hubungan lebar karapaks dengan bobot tubuh pada perlakuan B dimana mendapatkan persamaan dan koefisien korelasi ? sebesar 0,2881, sedangkan pertumbuhannya bersifat allometrik positif karena nilai b yang diperoleh adalah -5E-06. Pada perlakuan B mendapatkan hasil persamaan W = dan koefisien korelasi ? sebesar 0,954.
Copyrights © 2018