Kestabilan suatu lereng pada kegiatan tambang terbuka dipengaruhi oleh kondisi geologi, bentuk keseluruhan lereng, kondisi air tanah, faktor luar seperti getaran akibat peledakan ataupun alat mekanis yang beroperasi. Metode kuantitatif digunakan untuk melakukan karakterisasi massa batuan, yaitu dengan metode Rock Mass Rating dan Slope Mass Rating, dilanjutkan analisis probabilitas keruntuhan dengan metode Analisis Kinematika, dan Optimalisasi Ekskavasi. Pada pengamatan lapangan didapatkan jenis litologi untuk semua lokasi adalah andesit. Pengujian sifat indeks menghasilkan rata-rata nilai Schmidt Hammer Rebound Value (SHRV) 29 - 34.88. Karakterisasi massa batuan dengan klasifikasi RMR menunjukkan seluruh lokasi memiliki nilai RMR dengan kategori “baik”. Analisis probabilitas keruntuhan pada seluruh lokasi menunjukkan keruntuhan baji sebagai keruntuhan utama untuk lokasi AS-1 dan AS-3, lokasi AS-2 keruntuhan Plannar Tanpa Batas, dan AS-4 keruntuhan jungkiran langsung. Klasifikasi SMR menunjukkan lereng dalam kategori “stabil” pada lokasi AS-1 dan AS-2, lokasi AS-3 dan AS-4 “normal”. Optimalisasi pada besar sudut ekskavasi maksimal menghasilkan sudut sebesar 65° pada seluruh lokasi. Arah ekskavasi paling optimal di masing- masing lokasi antara lain U2900T pada lokasi AS-1, U260°T pada lokasi AS-2, U350°T pada lokasi AS-3, dan U310°T pada lokasi AS-4. Optimalisasi jenis ekskavasi pada semua lokasi adalah “blast to loosen”, kecuali lokasi AS-4 “blast to fracture”.
Copyrights © 2019