Prospek pengembangan jagung manis cukup menjanjikan karena memiliki rasa lebih manis dibandingkan jagung biasa. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh berbagai kombinasi tingkat defoliasi dan sistem penanaman serta menentukan tingkat defoliasi dan sistem penanaman yang tepat pada pertumbuhan dan hasil jagung manis telah dilakukan di Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 16 kombinasi yaitu S1: Konvensional+tanpa defoliasi; S2: Konvensional+defoliasi bunga jantan; S3: Konvensional+defoliasi 2 daun bendera; S4: Konvensional+defoliasi bunga jantan+2 daun bendera; S5: Konvensional + defoliasi 2 daun paling bawah; S6: Konvensional + defoliasi bunga jantan+2 daun paling bawah; S7: Konvensional+2 daun bendera+2 daun paling bawah; S8: Konvensional+defoliasi bunga jantan+2 daun bendera+2 daun paling bawah; S9: Jajar legowo 2:1+tanpa defoliasi; S10: Jajar legowo 2:1+defoliasi bunga jantan; S11: Jajar legowo 2:1+defoliasi 2 daun bendera; S12: Jajar legowo 2:1+defoliasi bunga jantan+2 daun bendera; S13: Jajar legowo 2:1+defoliasi 2 daun paling bawah; S14: Jajar legowo 2:1+defoliasi bunga jantan +2 daun paling bawah; S15: Jajar legowo 2:1 +2 daun bendera+2 daun paling bawah; S16: Jajar legowo 2:1+defoliasi bunga jantan+2 daun bendera+2 daun paling bawah. Berbagai kombinasi perlakuan sistem tanam dan defoliasi memberikan hasil panen per hektar tidak berbeda nyata, namun demikian berdasarkan R/C yang tertinggi terdapat pada perlakuanS8 dengan hasil 14,89 ton ha-1 dan nilai R/C sebesar 2,09.
Copyrights © 2018